Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indef: Lebaran dan Pilpres 2019 Tak Mampu Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi

Kompas.com - 08/08/2019, 05:28 WIB
Desy Kristi Yanti,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Momentum lebaran dan pemilihan umum pada triwulan II-2019 tidak terlalu mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Sebagaimana diketahui, pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2019 sebesar 5,05 persen. Hasil pertumbuhan tersebut lebih lambat dari kuartal I-2019 yang sebesar 5,07 persen.

“Justru jika berdasarkan data ternyata menunjukkan bahwa selama 7 tahun terakhir, Lebaran tidak selalu bisa dioptimalkan untuk menarik pertumbuhan ekonomi,” ujar Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto, Rabu (7/8/2019).

Sementara itu, Peneliti Indef, Ahmad Heri Firdaus menyampaikan bahwa hal tersebut terjadi karena adanya shifting yang cukup besar dari pasar konvensional ke platform digital pada momen lebaran 2019. Sehingga, hal itu tidak begitu terasa dampaknya terhadap perekonomian pada triwulan II.

“Pengusaha pasti tahu Lebaran jadi mereka akan membuat banyak barang untuk dijual. Tapi yang terjadi ini tidak. Terbukti dari industri manufaktur yang mengalami kontraksi. Di sisi lain impor barang konsumsi juga tidak meningkat malah turun. Pasti ada shifting,” kata Heri.

Heri menyampaikan, peningkatan belanja melalui platform digital tersebut belum teridentifikasi oleh pemerintah. Menurutnya, pemerintah seharusnya bisa memiliki data rinci peristiwa tesebut dan mengkajinya lebih lanjut.

Baca: Pertumbuhan Ekonomi RI Melambat, Ini Fakta-faktanya

“Saya iseng cek data pertumbuhan jasa ekspedisi ternyata meningkat dan itu belum teridentifikasi oleh pemerintah. Apalagi pemerintah mau membuat pajak untuk online tapi mereka tidak punya data,” ujarnya.

Pemilu

Eko juga menyampaikan bahwa pesta demokrasi pilpres 2019 tidak memberi pengaruh besar terhadap ekonomi. Seperti yang sering diwacanakan bahwa dampak pilpres dapat mendongkrak ekonomi.

Namun faktanya secara makro terlihat bahwa dampak ekonomi atas peristiwa politik sangat terbatas.

"Pesta demokrasi memang dapat melejitkan laju konsumsi LNPRT, tapi secara proporsi masih sangat terbatas dampaknya bagi perekonomian secara keseluruhan," tutup dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com