Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Raksasa Tekstil Indonesia Ini Akhirnya Buka Suara soal Gagal Bayar

Kompas.com - 10/08/2019, 10:39 WIB
Erlangga Djumena

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Duniatex Group akhirnya membuka suara terkait masalah keuangan yang menimpa salah satu raksasa tekstil Indonesia itu.

Manajer Humas Duniatex Group Donalia S Erlina, dan Direktur AJCapital Adisory Fransiscus Alip yang ditunjuk sebagai konsultan keuangan memberikan penjelasan terkait pada Jumat (9/8/2019) di Jakarta.

Mulanya, kesulitan keuangan Duniatex Group muncul akibat salah satu entitasnya, yaitu PT Delta Dunia Sandang Textile (DDST) gagal menunaikan kewajibannya membayar bunga senilai 13,4 juta dollar AS atas pinjaman sindikasi dari 14 bank senilai total 260 juta dollar AS pada 10 Juli 2019.

“Penyebab gagal bayar DDST memang dari likuiditas, salah satunya memang disebabkan oleh perang dagang antara Amerika dan China yang berimbas dengan penurunan marjin,” sebut Alip.

Baca juga: Perusahaan Tekstil Terbesar Indonesia Gagal Bayar Bunga Obligasi, Bank Mandiri Kaget

Dari laporan Debtwire pada 25 Juli 2019, marjin lini penenunan (weaving) Duniatex Group melalui PT Delta Erlin Dunia Textile (DMDT) memang tergerus pada awal tahun 2019.

Pada kuartal 1/2019 marjin DMDT sebesar 15,3 persen pada kuartal 1/2019. Nilai ini turun 29 bps dibandingkan marjin yang diperoleh pada akhir 2018 sebesar 18,2 persen.

Perang dagang sejatinya bukan sumber utama ketatnya likuiditas Duniatex Group, biaya produksi yang besar dibandingkan kompetitor juga jadi salah satu alasannya.

Kompetitor Duniatex Group misalnya PT Sri Rezeki Isman Tbk (SRIL, anggota indeks Kompas100) alias Sritex justru mencatat peningkatan marjin sebesar 23 bps pada periode yang sama. Dari 15,6 persen pada akhir 2018, menjadi 17,9 persen pada kuartal 1/2019.

Baca juga: Berawal dari Kios di Pasar Klewer, Sritex Kini Punya Aset Rp 19,6 Triliun

DMDT juga diketahui membayar benang (yarn) lebih tinggi dibandingkan Sritex. Misalnya, pada 2018 DMDT membeli benang dengan harga Rp 37.112 per kilogram. Sedangkan harga beli benang Sritex senilai Rp 35.231 per kilogram.

Harga beli benang DMDT juga cenderung meningkat, pada 2016 senilai Rp 33.922 per kilogram, dan senilai Rp 36.451 per kilogram.

Di lain sisi, harga jual kain dari DMDT sejak 2016 justru terus merosot hingga kuartal 1/2019.

Baca juga: OJK: Duniatex Alami Missmatch Likuditas

 

Halaman:
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com