Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Atasi Tumpahan Minyak Pertamina, Ini yang Dilakukan Kemenhub

Kompas.com - 10/08/2019, 14:28 WIB
Akhdi Martin Pratama,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perhubungan terus berupaya untuk menanggulangi musibah tumpahan minyak dari anjungan yang dioperasikan oleh PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) di Pantai Utara Jawa yang terjadi beberapa waktu yang lalu.

Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP), Ahmad mengatakan, pihaknya terus melakukan sejumlah langkah penanganan tumpahan minyak tersebut.

Langkah pertama yang dilakukan adalah mengaktifkan Posko Penanggulangan Tumpahan Minyak (PTM) Kantor KSOP Kelas IV Kepulauan Seribu untuk memantau proses penanganan tumpahan minyak tersebut selama 24 jam.

“Data per Jumat (9/8/2019) total 4.380,85 barrel tumpahan minyak telah berhasil dikumpulkan dan diangkat ke darat dari area pencemaran tumpahan minyak yang meliputi area offshore, yaitu di Blok+ Offshore North West Java dan area Onshore meliputi Sungai Buntu, Pusakajaya Utara, Cemarajaya, dan Sedari," ujar Ahmad dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (10/8/2019).

Baca juga: Tangani Dampak Kebocoran Minyak, Pertamina Kerahkan 1.500 Personel

Selain melakukan pemantauan secara aktif dan berkomunikasi dengan pihak-pihak terkait, posko tersebut juga berkoordinasi dengan Distrik Navigasi kelas I Tanjung Priok untuk secara rutin memancarkan navigational warning (NAVTEX dan VHF) melalui Stasiun Radio Pantai.

Langkah kedua yang dilakukan, yakni untuk mengerahkan sebanyak 46 unit kapal dengan 926 orang personil yang terlibat dengan menggunakan sepanjang 5.700 meter oil boom. 

“Kementerian Perhubungan juga mengerahkan kapal negara yang terdiri dari kapal patroli Sea and Coast Guard yaitu KN. Alugara milik pangkalan PLP Kelas I Tanjung Priok, kapal negara KNP. 355, KN V054, dan KNS. 017 milik KSOP Kelas IV Kepulauan Seribu serta Kapal Negara Kenavigasian KN. Edam milik Kantor Distrik Navigasi kelas I Tanjung Priok," kata Ahmad.

Baca juga: Pertamina Data Penerima Kompensasi Kebocoran Sumur Minyak di Blok ONWJ

Sedangkan di area Onshore, lanjut Ahmad, sepanjang 2.700 meter oilboom terpasang dengan melibatkan sebanyak 1.805 personil yang terdiri dari Ditjen Perhubungan Laut, OSCT, Masyarakat sekitar, Pokwasmas, serta TNI dan Polri.

“Untuk area Onshore, sudah sebanyak total 1.113.082 karung limbah yang terkumpul dan dikirim ke darat,” ucap dia.

Selain mobile oil boom sepanjang 2x200 meter yang disiagakan di Teluk Jakarta, saat ini juga tersedia static oil boom sepanjang 2x200 meter di FSRU (Floating Storage Regastification Unit) Nusantara Regas.

Baca juga: Tumpahan Minyak di Blok ONWJ Diperkirakan Capai 500 Barrel Per Hari

Sedangkan langkah ketiga yang dilakukan, yaitu penanganan terhadap masyarakat yang terdampak tumpahan minyak tersebut.

Caranya dengan menyiapkan posko kesehatan dan rutin memberikan informasi terkini kepada masyarakat yang terdampak tumpahan tersebut mengenai langkah yang telah diambil oleh tim penanganan tumpahan  minyak.

“Kami memastikan bahwa Pertamina sudah menyediakan 6 posko kesehatan di 6 daerah terdampak. Di antaranya Desa Sedari, Desa Cemara Jaya, Desa Tambak Sari, Desa Sungai Buntu, Desa Muara Bening, dan Kepulauan Seribu. Selain itu, akan ada 6 dokter, 5 ambulance dan 37 tenaga medis," ucap dia.

Baca juga: Pertamina Data Penerima Kompensasi Kebocoran Sumur Minyak di Blok ONWJ

Pemerintah terus memonitor dan meminta Pertamina secara optimal menahan tumpahan minyak agar tidak melebar ke perairan yang lebih luas dengan melakukan strategi proteksi berlapis di sekitar anjungan serta mengejar, melokalisasi, dan menyedot ceceran minyak yang melewati batas sabuk oil boom di sekitar anjungan.

Adapun insiden ini juga memberi dampak di darat atau di bagian garis pantai (shoreline). Terhitung ada 2.520 meter fishnet di pesisir pantai yang terdampak.

Upaya penanggulangan bencana juga telah dilakukan bersama baik Ditjen Perhubungan Laut, Pertamina, TNI dan masyarakat sekitar.

"Di darat upaya-upaya sudah dilakukan terutama di kawasan-kawasan mangrove, kawasan-kawasan wisata, kemudian yang banyak penduduknya. Kami memastikan Pertamina sudah pasang oil boom yang untuk kebutuhan di shoreline," tutup Ahmad.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com