Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengusaha Hong Kong Meminta Demonstrasi Dihentikan.

Kompas.com - 14/08/2019, 12:13 WIB
Rina Ayu Larasati,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber CNN

HONG KONG, KOMPAS.com - Para pengusaha real estate di Hong Kong meminta agar demo segera dihentikan. Hal ini menyusul ditutupnya bandara internasional Hong Kong selama dua hari dan melumpuhkan bisnis di Hong Kong.

Salah satu perusahaan terbesar di Hong Kong, Swire Pacific (SWRAY) memberikan kecaman terhadap pendemo.

Dikutip dari CNN, Rabu (14/8/2019), melalui pernyatannya perusahaan Swire Pacific menyatakan kecemasannya atas aksi demonstrasi besar-besaran di Hong Kong.

"Swire Pacific turut cemas dengan aksi kerusuhan yang mengganggu Hong Kong dan mendukung pemerintah dalam mengembalikan kedamaian di Hong Kong," jelas manajemen perusahaan tersebut. 

Swire Pacific merupakan perusahaan yang dimiliki oleh keluarga Swire dan perusahaan ini sudah berdiri sejak 200 tahun yang lalu. Perusahaan ini memiliki hotel-hotel mewah, pusat perkantoran dan area perbelanjaan mewah di pusat kota.

Baca: Bandara Hong Kong Lumpuh akibat Unjuk Rasa, Ini Imbasnya ke Perekonomian

 

Tidak hanya bisnis properti, perusahaan ini juga merupakan pemegang saham terbesar di perusahaan penerbangan milik Hong Kong, Cathay Pacific.

Selain Swire Pacific, Sung Hung Kai Properties juga memberikan pernyataannya. Perusahaan yang dikendalikan oleh keluarga terkaya ketiga se-Asia, Keluarga Kwok, ini menyatakan agar para demonstran segera menghentikan demo.

Perusahaan ini juga menunjukkan dukungannya kepada pemerintah dan Perdana Menteri Hong Kong, Carrie Lam untuk menstabilkan keadaan di Hong Kong.

Pebisnis properti lainnya, Peter Woo yang sebelumnya menjabat di perusahaan Wheelock & Co., juga meminta warga Hong Kong untuk memikirkan kembali aksi mereka.

Hong Kong merupakan negara dengan harga real estat paling mahal di dunia, dan demonstrasi yang sedang berlansung selama beberapa minggu ini berpotensi mengancam ekonominya.

Pejabat kota telah memperingatkan bahwa gangguan tersebut memiliki dampak yang lebih lama daripada penyebaraan virus SARS yang mematikan pada tahun 2003 yang membuat industri pariwisata mereka merugi akibat kehilangan turis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNN
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com