Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Genjot Layanan Digital, Bank BJB Siapkan Investasi Rp 800 Miliar

Kompas.com - 14/08/2019, 18:01 WIB
Reni Susanti,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com – Bank BJB menyiapkan investasi sebesar Rp 800 miliar untuk meningkatkan layanan digital. Investasi itu digunakan bertahap selama lima tahun dari 2017-2022.

“Dari 2017 sampai sekarang (2019) investasi yang sudah digunakan sekitar Rp 250 miliar,” ujar Direktur IT Bank BJB, Rio Lanasier di Bandung, Rabu (14/8/2019).

Dana tersebut digunakan untuk memperkuat infrastruktur digital yang dimiliki BJB hingga ke pengembangan layanan digital itu sendiri.

Salah satu langkah inovasi tahun ini adalah pembaruan fasilitas layanan bjb Digi dengan menambahkan fitur pembayaran dengan QR Code.

Baca juga: Genjot Fee Based Income, BJB Gandeng Taspen dan Telkom

Selain itu, pembaruan fasilitas ditambahkan pada laman BJB berupa fitur chatbot. Tak hanya itu, inovasi juga dilakukan dalam layanan e-tax Bank BJB untuk menyetorkan Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan (PBB-P2).

Kerja sama PBB-P2 ini terkait layanan penerimaan pajak daerah DKI Jakarta dan 34 kota dan kabupaten wilayah Jabar dan Banten serta 2 kota di luar Jabar dan Banten.

Cara pembayarannya sangat mudah. Wajib pajak cukup memberikan informasi nomor objek pajak yang tercantum pada SPPT Wajib Pajak kepada petugas teller untuk pembayaran di Bank BJB, Indomaret, Alfamart, dan PT Pos Indonesia.

Baca juga: 2019, Bank BJB Targetkan Pertumbuhan Kredit UMKM 30 Persen

Wajib pajak bisa juga membayar melalui Tokopedia, Bukalapak, dan Traveloka.

Hingga kini, jumlah dana penerimaan PBB-P2 di Jabar dan Banten yang terhimpun melalui Bank BJB 2018 sebesar Rp 3,58 triliun dengan jumlah transaksi 9,8 juta.

Sepanjang Juli 2019, jumlah dana penerimaan PBB-P2 di Jabar Banten mencapai Rp 2,1 triliun atau tumbuh 78,4 persen year on year.

Capaian tersebut masih di bawah 50 persen dari target penerimaan PBB-P2 tahun ini seebsar Rp 4,9 triliun. Hal ini disebabkan kesadaran masyarakat masih rendah.

“Masyarakat banyak yang membayar saat mendekati jatuh tempo. Biasanya dia bulan Agustus-September,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com