Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei: 84,4 Persen Masyarakat Puas dengan Layanan Kesehatan Digital

Kompas.com - 19/08/2019, 13:40 WIB
Fika Nurul Ulya,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Layanan kesehatan digital telah banyak berkembang dalam 2 tahun terakhir, sebut saja Halodoc, Klikdokter, dan beberapa layanan digital yang terintegrasi dengan lembaga kesehatan seperti Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan yang penggunanya mengalami peningkatan.

Pertumbuhan pengguna yang tumbuh signifikan ini merupakan bukti layanan kesehatan digital sudah digemari masyarakat, khususnya di era disrupsi teknologi yang membuat kebiasaan hidup dan perilaku seseorang berubah.

Hal tersebut juga diperkuat oleh sebuah survei yang dilakukan oleh Deloitte Indonesia bekerja sama dengan Bahar dan Center for Healthcare Policy and Reform Studies (Chapters) Indonesia.

Berdasarkan survei tersebut, sekitar 84,4 persen pengguna layanan kesehatan digital mengaku puas dengan layanan yang ada.

Baca juga: Punya Asuransi Kesehatan dari Kantor? Begini Cara Memaksimalkan

Founder dan Chairman Chapters Indonesia Luthfi Mardiansyah mengatakan, kepuasan yang dirasakan pelanggan meliputi kepraktisan, kenyamanan, biaya rendah, dan banyaknya pilihan yang bisa dipilih konsumen.

"Masyarakat bisa merasakan convenience (kenyamanan) dengan sistem yang ada saat ini. Konsumen merasakan banyak manfaat karena layanan kesehatan digital ini banyak pilihan dari sisi pelayanan sampai resep obatnya. Apakah dia hanya mau cek kondisi, atau sekalian minta resep obatnya," kata Luthfi Mardiansyah di Jakarta, Senin (19/8/2019).

Founder dan Chairman Chapters Indonesia Luthfi Mardiansyah dalam konferensi pers tentang perkembangan E-Health di Jakarta, Senin (19/8/2019).KOMPAS.COM/FIKA NURUL ULYA Founder dan Chairman Chapters Indonesia Luthfi Mardiansyah dalam konferensi pers tentang perkembangan E-Health di Jakarta, Senin (19/8/2019).

Tak hanya itu, Luthfi mengatakan layanan digital ini bisa dipilih sebagai opsi kedua bila pelanggan atau penderita penyakit tidak bisa datang ke rumah sakit yang bersangkutan.

Akan tetapi, sambung Luthfi, tumbuhnya layanan kesehatan digital juga harus dibarengi dengan tumbuhnya infrastruktur kesehatan yang memadai dan regulasi data yang telah terkumpul pada layanan tersebut.

Sebab, sebanyak 15,6 persen pengguna masih merasa tidak puas dengan adanya layanan kesehatan digital.

"15,6 persen pengguna layanan tidak puas. Ini sesuatu yang harus kita sikapi, tidak puasnya karena apa? Pertama, data privacy-nya bagaimana? Siapa yang simpan riwayat kesehatan kita saat berobat melalui aplikasi, pemilik aplikasi atau rumah sakitnya?" ungkap Luthfi.

Baca juga: Startup Zi.Care Hadirkan Sistem Informasi Kesehatan Terintegrasi

Selain keamanan data, yang masih menjadi masalah utama dalam perkembangan layanan digital ini antara lain, terjadinya komunikasi yang kurang baik antara dokter dengan penderita penyakit karena tidak memeriksa penyakit secara langsung.

Pun secara pengalaman, banyak dokter yang tidak terbiasa memeriksa penyakit hanya melalui telepon.

"Dokter tidak bisa melihat ekspresi pasien tentang apa yang dirasakan hanya melalui ponsel. Dokter juga tak berpengalaman memeriksa pasien melalui aplikasi, meski saat ini pelan-pelan banyak yang sudah terbiasa. Ditambah banyak juga dokter senior yang tidak cakap menggunakan teknologi," ucap dia.

Selain itu, masalah keamanan obat juga masih menjadi kendala. Belum adanya aturan tentang tata cara pengantaran obat agar tidak terkontaminasi benda lain hingga sampai kepada penderita.

Baca juga: Kini, Orang Kaya Banyak Berinvestasi untuk Pendidikan dan Kesehatan

"Kan ada obat yang tidak boleh terpapar matahari, tapi pengantarnya tidak tahu dan membawanya sembarangan. Kalau kadar obatnya tidak bagus saat sampai ke pelanggan, nanti harus komplain ke mana? Kan ini harus kita sikapi juga," pungkas Luthfi.

Untuk itu, pihaknya berencana menyerahkan penelitian ini kepada pemerintah tanggal 22 Agustus mendatang.

Adapun penelitian tersebut berupa peta jalan (roadmap) yang langkahnya bisa dipertimbangkan oleh pemerintah ke depan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Gejolak Global, Erick Thohir Telepon Direksi BUMN, Minta Susun Strategi

Ada Gejolak Global, Erick Thohir Telepon Direksi BUMN, Minta Susun Strategi

Whats New
Inflasi Medis Kerek Harga Premi Asuransi Kesehatan hingga 20 Persen

Inflasi Medis Kerek Harga Premi Asuransi Kesehatan hingga 20 Persen

Whats New
Pemerintah Perlu Tinjau Ulang Anggaran Belanja di Tengah Konflik Iran-Israel

Pemerintah Perlu Tinjau Ulang Anggaran Belanja di Tengah Konflik Iran-Israel

Whats New
Ekspor Batik Aromaterapi Tingkatkan Kesejahteraan Perajin Perempuan Madura

Ekspor Batik Aromaterapi Tingkatkan Kesejahteraan Perajin Perempuan Madura

Whats New
Hadiri Halalbihalal Kementan, Mentan Amran: Kami Cinta Pertanian Indonesia

Hadiri Halalbihalal Kementan, Mentan Amran: Kami Cinta Pertanian Indonesia

Whats New
Pasar Modal adalah Apa? Ini Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya

Pasar Modal adalah Apa? Ini Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya

Work Smart
Syarat Gadai BPKB Motor di Pegadaian Beserta Prosedurnya, Bisa Online

Syarat Gadai BPKB Motor di Pegadaian Beserta Prosedurnya, Bisa Online

Earn Smart
Erick Thohir Safari ke Qatar, Cari Investor Potensial untuk BSI

Erick Thohir Safari ke Qatar, Cari Investor Potensial untuk BSI

Whats New
Langkah Bijak Menghadapi Halving Bitcoin

Langkah Bijak Menghadapi Halving Bitcoin

Earn Smart
Cara Meminjam Dana KUR Pegadaian, Syarat, dan Bunganya

Cara Meminjam Dana KUR Pegadaian, Syarat, dan Bunganya

Earn Smart
Ada Konflik Iran-Israel, Penjualan Asuransi Bisa Terganggu

Ada Konflik Iran-Israel, Penjualan Asuransi Bisa Terganggu

Whats New
Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66

Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66

Work Smart
Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

Whats New
IHSG Turun 2,74 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Saham Rp 11.718 Triliun

IHSG Turun 2,74 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Saham Rp 11.718 Triliun

Whats New
Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com