Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gandeng Unsada, Kemtecnia Investasi Rp 78 Miliar Garap Pasar Energi Terbarukan di Indonesia

Kompas.com - 02/09/2019, 17:00 WIB
Aprillia Ika,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan energi asal Spanyol, Kemtecnia Technologia, membangun kerja sama dengan Universitas Darma Persada (Unsada) Jakarta untuk menggarap pasar energi terbarukan di Indonesia.

Perusahaan ini membawa teknologi dan solusi listrik portabel, yang berupa satu sistem pembangkit listrik portabel dengan tenaga surya dan angin di Kampus Unsada.

Satu sistem ini berupa kontainer 20 feet lengkap dengan sistem kontrol canggih dan autonomus. Juga dengan panel surya dan turbin pembangkit listrik tenaga angin.

Rektor Unsada Tri Mardjoko mengatakan jika pihaknya sebagai lembaga pendidikan membuka diri untuk kerja sama berupa alih teknologi dengan berbagai pihak, baik regional maupun internasional.

Baca juga: Pemerintah Akan Manfaatkan Energi Terbarukan di Ibu Kota Baru

Sebelumnya, Unsada juga bekerja sama dengan 11 konsorsium dari Jepang. Untuk energi terbarukan, kerja sama Unsada dengan salah satu universitas di Jepang dalam bidang Ocean Thermal Energy Convertion (energi listrik dari perbedaan suhu laut dalam dan permukaannya).

"Ini perlu resources yang banyak. Saya berharap alumni Pascasarjana Energi Terbarukan di Unsada bisa memberikan peran bagi perkembangan energi terbarukan di Indonesia," kata Tri, usai peresmian kerja sama dengan Kemtecnia di Jakarta, Senin (2/9/2019).

Menurut Tri, Kemtecnia memang masuk ke pasar Indonesia untuk memasarkan produk pembangkit energi surya dan angin portabelnya. Namun tetap ada keuntungan yang bisa didapatkan kampus dengan kerja sama tersebut.

"Kami ingin sebagian komponen dari teknologi yang mereka gunakan bisa dibuat di Indonesia. Kita positif saja dengan kerja sama ini karena pasti ada mutual benefit," lanjutnya.

Baca juga: Wapres Minta PLN dan Swasta Lirik Investasi Pembangkit Listrik Energi Terbarukan

"apalagi, Presiden sudah menentukan bahwa lima tahun ini akan fokus ke tenaga surya, maka Unsada mengarahkan ke sana."

Tri menambahkan, saat ini ada sekitar 4.000 desa di Indonesia yang belum tersambung listrik, lantaran lokasinya yang terpencil. Sehingga solusi teknologi pembangkit portabel dari Kemtecnia ini akan sangat berguna kedepannya.

Kemtecnia akan jadikan Indonesia kantor pusat Asia

Tomas Dominguez Sanchez, CEO dan Founder Kemtecnia Technologia mengatakan, pihaknya akan fokus dulu membangun pasar di Indonesia, baru ke negara Asia lain.
Indonesia dengan ribuan desa yang masih belum terjangkau listrik menjadi menarik bagi perusahaan energi asal Spanyol ini untuk masuk.

"Indonesia akan jadi semacam headquarter," katanya.

Untuk satu kontainer perangkat listrik energi terbarukan portabel tersebut bisa 36 KW untuk puncaknya. Bisa untuk melistriki sekitar 10 rumah. Alat seperti ini sangat cocok digunakan misal di daerah bencana, atau di daerah yang sangat terpencil (remote area).

Baca juga: IPO, Fuji Finance Sasar Pengembangan Pembiayaan Sektor Energi Terbarukan

"Untuk membuka pasar kami akan investasi 5 juta euro (Rp 78 miliar) di Indonesia. Kami bekerja dengan beberapa partner. Saat ini dengan Unsada," ujarnya.

Menurut dia, harga satu kontainer pembangkit listrik portabel tersebut sekitar 30.000 euro.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com