Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dukung Petani Kopi, BCA Resmikan Dusun Kopi Sirap di Semarang

Kompas.com - 08/09/2019, 19:43 WIB
Rina Ayu Larasati,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Sebagai upaya mendukung dan membina industri kopi, PT Bank Central Asia (BCA) meresmikan Doesoen Kopi Sirap di Kabupaten Semarang, Minggu (8/9/2019).

Desa Sirap sendiri merupakan desa dengan mayoritas penduduk petani kopi. Komisaris BCA Cyrillus Harinowo menyebut, desa ini memiliki potensi untuk dikembangkan. Tidak hanya produksi kopinya saja namun juga memiliki untuk dijadikan agro wisata.

"Desa Sirap ini punya potensi sebagai desa wisata sehingga harus dikembangkan dulu kualitasnya. Kemudian di-branding dengan bagus supaya bisa bersaing dengan kopi instan," ucap Cyrillus.

Baca juga: Pasokan Listrik Topang Perkembangan Industri Kopi

Dengan peresmian tersebut, Desa Sirap menjadi lokasi penanaman, penjualan kopi, dan tempat wisata.

Agrowisata yang terdapat di desa ini berupa edukasi mengenai kopi yang dibagi ke beberapa paket. Selain edukasi soal kopi, desa wisata kopi sirap juga menawarkan jalur pendakian dengan pemandangan kebun kopi.

"Kebanyakan pengunjung kita saat ini, itu keluarga-keluarga kalo weekend. Ada juga komunitas-komunitas pecinta kopi yang datang ke sini," kata Ketua Kelompok Sadar Wisata, Ahmad Rofii.

Selain bisa mengikuti edukasi kopi ataupun melakukan pendakian, pengunjung juga bisa bersantai menikmati kopi yang disediakan dan bersantai-santai di pendopo-pendopo yang tersebar di area kebun.

Kopi yang ditanam di desa ini kebanyakan berjenis robusta. Menurut Ngadiyanto, Ketua Kelompok Petani Rahayu Empat, pihaknya memilih robusta karena sessuai dengan letak geografis desanya.

"Jadi robusta dipilih karena kecocokan lahannya. Kita itu lokasinya di 800 mdpl. Kalo arabica juga ada tapi cuma sekitar 0,5 persen dari total seluruh kebun kopi di sini" ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com