Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonom: Nilai Tukar Rupiah Bakal Berada di Rp 14.200 - Rp 14.300 Per Dollar AS

Kompas.com - 09/09/2019, 18:47 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah hingga akhir tahun diprediksi akan bergerak di kisaran Rp 14.200 hingga Rp 14.300 per dollar AS hingga akhir tahun.

Chief Economist PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Andry Asmoro menjelaskan terkendalinya nilai tukar rupiah di kisaran tersebut lantaran defisit neraca perdagangan (current account deficit/CAD) diprediksi sebesar 2,8 persen, lebih kecil jika dibandingkan dengan realisasi CAD tahun lalu yang sebesar 2,98 persen dari PDB.

"Asumsi kurs terkendali karena CAD diasumsikan lebih kecil di 2,8 persen. Mengapa lebih baik? Karena pressure neraca perdagangan lebih rendah," ujar ANdry di Jakarta, Senin (9/9/2019).

Sebagai catatan, kinerja neraca perdagangan Indonesia menunjukkan perbaikan pada periode Januari sampai dengan Juli 2019. Defisit yang pada periode yang sama tahun lalu mencapai 3,2 miliar dollar AS, periode tahun ini hany sebesar 1,9 miliar dollar AS.

Baca juga : 2020, BI Proyeksikan Rupiah di Kisaran 13.900 hingga 14.300 Per Dollar AS

Selain itu. Andry menjelaskan aliran modal asing masih akan masuk ke Indonesia, terutama jika melihat adanya risiko perekonomian Amerika Serikat yang cenderung akan melambat.

Di tambah lagi, jika dibandingkan dengan pasar negara berkembang lain, outlook pertumbuhan ekonomi, inflasi serta kehati-hatian Indonesia dalam pengelolaan APBN masih lebih baik. Meskipun, dari segi CAD Indonesia masih kalah jika dibandingkan dengan negara-negara dengan kondisi perekonomian yang setara dengan Indonesia.

Hingga saat ini, aliran odal asing yang masuk ke Indonesia, baik dari pasar obligasi dan pasar saham masing-masing sebesar Rp 116 triliun dan Rp 59 triliun.

"Jadi ekonomi Indonesia masih cukup fokus untuk gimana menjaga pertumbuhan yang sustainable, mendorong FDI (foreign direct investment), walaupun demikian bukan berarti anti portofolio, tapi bagaimana pertumbuhan investasi berasal dari direct investment," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com