Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kalah dengan Produk Impor, Sembilan Perusahaan Tekstil Gulung Tikar

Kompas.com - 09/09/2019, 19:27 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Banjir impor Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) menyebabkan industri tekstil dalam negeri menjadi lesu. TPT lokal tidak bisa terserap pasar dalam negeri karena tidak memiliki daya saing jika disandingkan dengan produk-produk impor.

Akibatnya, beberapa perusahaan tekstil gulung tikar akibat tidak bisa berproduksi lagi.

Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat Usman mengatakan, setidaknya ada sembilan perusahaan yang gulung tikar akibat tidak mampu bersaing dengan produk impor.

"Lebih banyak di sektor menengah atau antara, seperti di pemintalan ada satu, banyaknya pertenunan dan rajut," kata Ade dalam acara Textiles Media Gathering di Menara Kadin, Senin (9/9/2019).

Adapun pekerja yang terancam kehilangan pekerjaan sebanyak 2.000 orang.

Baca juga: Pengusaha Tekstil Keberatan dengan Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan

Sementara itu, dalam kesempatan sebelumnya API Jawa Barat sempat menyampaikan bahwa industri TPT telah merumahkan total 36.000 karyawan sejak tahun 2018.

Rendahnya daya saing industri TPT dalam negeri salah satunya disebabkan oleh panjangnya lead time industri tekstil dan produk tekstil.

Diakui oleh CEO Busana Apparel Group Marimutu Maniwanen, lead time industri tekstil Indonesia adalah 120 hari. Sementara, lead time produk fast fashion hanya kurang lebih 60 hari saja.

Lebih lanjut ia menjelaskan, lead time yang terlalu panjang dikarenakan bahan baku industri tektil di Indonesia yang mayoritas masih impor.

Baca juga: Raksasa Tekstil Indonesia Ini Akhirnya Buka Suara soal Gagal Bayar

"Kalau bahan baku kita impor sulit sekali untuk mencapainya, paling bisanya 90 hari. Untuk mencapai 60 hari kita harus punya produk yang seluruhnya dari dalam negeri," katanya dalam acara Textiles Media Gathering di Menara Kadin, Senin.

Selain itu, hal yang memperlambat lead time industri TPT adalah peraturan di sektor hulu yang kurang fleksibel, seperti energi yang tidak murah. Jika tidak segera dibenahi, bukan tidak mungkin peluang investasi justru beralih ke negara-negara lain seperti Kamboja Myanmar dan Ethiopia.

Sebagai informasi, lead time adalah waktu yang diperlukan selama proses pembuatan garmen hingga distribusinya. (Kenia Intan)

 

Berita ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Kalah dengan produk impor, sembilan perusahaan tekstil lokal gulung tikar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Buka Asia Business Council's 2024, Airlangga Tegaskan Komitmen Indonesia Percepat Pembangunan Ekonomi

Buka Asia Business Council's 2024, Airlangga Tegaskan Komitmen Indonesia Percepat Pembangunan Ekonomi

Whats New
Voucher Digital Pizza Hut Kini Tersedia di Ultra Voucher

Voucher Digital Pizza Hut Kini Tersedia di Ultra Voucher

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Jumat 19 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 19 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Detail Harga Emas Antam Jumat 19 April 2024, Naik Rp 10.000

Detail Harga Emas Antam Jumat 19 April 2024, Naik Rp 10.000

Earn Smart
Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Whats New
IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Whats New
Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Whats New
Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Whats New
Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Whats New
Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Spend Smart
Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Whats New
Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Whats New
Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com