NEW YORK, KOMPAS.com - Perusahaan rintisan (startup) Uber telah kehilangan 5,2 miliar dollar AS atau setara sekira Rp 72,9 triliun (kurs Rp 14.031 per dollar AS) pada kuartal II 2019.
Dikutip dari Bussiness Insider, Kamis (12/9/2019), kerugian itu adalah kerugian kuartalan terdalam yang pernah ada.
Disinyalir, kerugian itu karena IPO yang terlalu mahal awal tahun ini.
"Ini adalah jumlah uang yang luar biasa untuk perusahaan manapun, meski kami akan mengatur pengeluaran di periode-periode mendatang. Investor pun tidak senang dengan ini, dan membuat saham anjlok," kata salah satu sumber internal Uber.
Baca juga: Uber Merugi Rp 74,3 Triliun, Saham Terjun Bebas
Sebagian besar analis Wall Street berpendapat kejadian ini sesuai dengan ekspektasi mereka, meski beberapa hasilnya mengecewakan. Sebagian dari mereka menyarankan perusahaan melakukan aksi jual besar-besaran sebagai kesempatan untuk membeli.
Lebih dalam, berikut ini biaya-biaya yang menyebabkan Uber merugi di kuartal II 2019.
Kompensasi berbasis saham (stock-base compesation) berkontribusi besar dalam kerugian Uber di kuartal II 2019. Adapun laporan laba-rugi perusahaan termasuk uang 3,9 miliar dollar AS hampir semuanya berkaitan dengan IPO Uber pada Mei lalu.
Pada Mei, Uber telah membagikan saham terbatas yang diberikan setelah menyelesaikan penawarannya. Nilai saham tersebut terdiri dari 3,6 miliar dollar AS dari total biaya kompensasi berbasis saham di kuartal II 2019.
Sementara di kuartal berikutnya, Uber memperkirakan kompensasi berbasis saham akan turun secara signifikan.
"Untuk stock-based compensation kami memprediksi akan memakan biaya 450 juta hingga 500 juta dollar AS saja di kuartal III 2019," kata Direktur Keuangan Uber, Nelson Chai.
Baca juga: Kedua Kalinya di Tahun Ini, Uber Kembali PHK Masal Karyawannya
Uber juga menghabiskan banyak pengeluaran untuk komisi mitra pengemudi yang terhubung ke IPO-nya.
Pada kuartal II 2019, Uber telah menghabiskan biaya 299 juta dollar AS untuk komisi mitra pengemudinya.
CEO Uber Dara Khosrowshahi mengatakan, biaya itu layak untuk mempertahankan pengemudi dan bakatnya.
"IPO untuk kami adalah momen sekali seumur hidup dan momen yang sangat penting bagi perusahaan. Hampir 300 juta dollar AS kami berikan sebagai reward bagi pengemudi global. Menurut kami ini benar-benar penting untuk kami lakukan. Asal tahu saja, sebenarnya ini sangat sehat bagi perusahaan," jelas Khosrowshahi.
Baca juga: Uber PHK Sepertiga Karyawan Pemasarannya
Penelitian dan pengembangan adalah biaya operasi terbesar Uber dalam laporan laba rugi perusahaan.