Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kabut Asap Ganggu Penerbangan, Kemenhub Minta Masyarakat Bersabar

Kompas.com - 16/09/2019, 11:41 WIB
Murti Ali Lingga,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) meminta kepada seluruh stakeholder penerbangan untuk tetap mengutamakan keselamatan bagi pengguna jasa transportasi udara.

Hal tersebut menyusul adanya kabut asap dari kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di wilayah Kalimantan dan Sumatera.

Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Polana B Pramesti, mengatakan pihaknya selalu melakukan pemantauan dan terus berkoordinasi melalui Kantor Otoritas Bandar Udara (OBU) terutama yang memiliki wilayah kerja di Kalimantan dan Kumatera.

Baca juga: Ada Kabut Asap, Kemenhub Sebut Bandara di Kalimantan dan Sumatera Tetap Beroperasi

Komunikasi dilakukan ke operator bandara, AirNav Indonesia, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) serta pihak-pihak sehingga segera menindaklanjuti apabila sebaran asap menggangu operasional penerbangan.

“Kami meminta operator penerbangan terutama yang menutup pelayanan penerbangan ataupun terdampak delay akibat karhutla, untuk sigap membantu mengkomunikasikannya kepada para penumpang dan memberikan pelayanan sesuai aturan yang berlaku. Menutup layanan penerbangan demi keselamatan pengguna jasa transportasi udara,” kata Polana dalam keterangannya, dikutip Kompas.com, Senin (16/9/2019).

Polana meminta pengguna jasa transportasi udara agar dapat memahami kondisi saat ini. Pasalnya, keselamatan menjadi hal penting dan utama.

“Kami meminta kepada pengguna jasa transportasi udara untuk bersabar, karena keselamatan merupakan prioritas utama,” sebutnya.

Baca juga: 81 Penerbangan Lion Air Group Dibatalkan akibat Kabut Asap, Ini Daftarnya

Dia menyebutkan, akibat pekatnya kabut asap akibat Karhutla telah melumpuhkan operasional penerbangan Bandar Udara Kalimarau, Berau, Kalimantan Timur.

Sementara itu, Kepala Bandar Udara Kalimarau, Bambang Hartato menjelaskan, keputusan ini diambil setelah mendapatkan Note To Air Man (Notam) yang dikeluarkan AirNav Indonesia Nomor C8334/19, dengan isi perubahan jarak pandang bandar udara, layanan penerbangan ditutup.

"Sampai hari ini, visibility (jarak pandang) 500 meter, sementara standar instrument aproach procedure (instrumen pendaratan) itu minimal, jarak pandangnya 3.500 meter," kata Bambang.

Bambang mengatakan, awalnya sejumlah maskapai menunggu kondisi cuaca membaik. Bahkan penerbangan seperti Garuda Indonesia, Sriwijaya Air, dan Express Air mengalami delay.

“Kami sampaikan permohonan maaf kepada pengguna jasa transportasi udara, kami harap masyarakat bisa memaklumi kondisi ini,” harapnya.

Baca juga: Kabut Asap di Riau, Masyarakat Diminta Pilih Penerbangan Setelah Jam 9 Pagi

Bahkan, dengan kondisi saat ini terdapat beberapa bandara operasional lain yang juga ditutup. Antara lain bandara Kalimarau Berau , bandara Juwata Tarakan, bandara APT Pranoto Samarinda, dan bandara Syamsudin Noor Banjarmasin.

Sebelumnya, PT Angkasa Pura II (Persero) telah mengimbau kepada para penumpang pesawat agar memperhatikan informasi terkini terkait status penerbangan. Ini menyusul adanya asap yang berpotensi mengganggu jarak pandang penerbangan.

Informasi mengenai status penerbangan terkini dapat diketahui dari maskapai yang mengoperasikan penerbangan tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com