Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPK: Penyaluran LPG oleh Pertamina Belum Efektif

Kompas.com - 17/09/2019, 15:57 WIB
Yoga Sukmana,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menilai penerimaan, penyimpanan dan penyaluran LPG oleh PT Pertamina belum efektif pada 2017 dan semester I-2018.

Demikian hasil audit kinerja BUMN yang tercantum dalam laporan Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS) 1 Tahun 2019 BPK yang disampaikan kepada DPR, Selasa (17/9/2019).

"Kesimpulan belum sepenuhnya efektif," ujar Ketua BPK Moermahadi Soerja Djanegara saat menyampaikan pidato di Ruang Rapat Paripurna DPR.

Ia mengatakan ada beberapa hal yang membuat penerimaan, penyimpanan dan penyaluran LPG oleh PT Pertamina belum efektif.  Antara lain yakni sarana dan fasilitas existing milik PT Pertamina (Persero) belum sepenuhnya memadai untuk meng-cover kapasitas stok LPG nasional dan ketahanan stok LPG nasional harian.

Baca juga : Dua Tahun Berturut-turut Konsumsi LPG 3 Kg Lampaui Kuota APBN

Jumlah sarana dan fasilitas storage LPG, baik di darat maupun floating storage yang merupakan milik PT Pertamina (Persero) hanya dapat meng-cover 52,37 persen dari kapasitas storage LPG nasional.

Sedangkan perhitungan ketahanan stok harian (coverage days) LPG nasional, masih di bawah ketentuan Kementerian ESDM yaitu 11 hari.

Selain itu target persebaran kanal distribusi LPG PSO dan non PSO masih belum terpenuhi. Distribusi LPG PSO di Pulau Jawa, Madura, dan Bali masih terdapat 33 kabupaten/kota di 4 provinsi yang belum memenuhi target 90 persen satu pangkalan per kelurahan.

Di luar Pulau Jawa, Madura, dan Bali masih terdapat 91 kabupaten/kota di 20 provinsi yang belum memenuhi target 100 persen satu pangkalan per kecamatan.

Wilayah yang memiliki demand LPG non PSO juga belum semua didukung kanal distribusi yang memadai. Akibatnya, pemerataan penyediaan dan penyaluran LPG sesuai kebutuhan masyarakat berisiko tidak terpenuhi.

Hal tersebut disebabkan kebijakan pemetaan persebaran lembaga penyalur belum memadai dan PT Pertamina (Persero) belum optimal mendorong terpenuhinya lembaga penyalur dan sub penyalur sesuai target yang ditetapkan.

BPK merekomendasikan direksi PT Pertamina (Persero) antara lain agar merealisasikan percepatan pembangunan sarana dan fasilitas Terminal LPG untuk meng-cover ketahanan stok LPG nasional.

Juga merekomendasikan upaya percepatan penyelesaian atau pembangunan sarana dan fasilitas penampungan LPG di darat serta meningkatkan efektivitas manajemen perkapalan pengangkut LPG untuk menekan tingkat keterlambatan penerimaan dan penyaluran LPG melalui kapal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sambil Makan Durian, Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat

Sambil Makan Durian, Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat

Whats New
Ciptakan Ekosistem Perkebunan yang Kompetitif, Kementan Gelar Kegiatan Skena 

Ciptakan Ekosistem Perkebunan yang Kompetitif, Kementan Gelar Kegiatan Skena 

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

Menteri ESDM Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

Whats New
Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Whats New
Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Whats New
BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

Whats New
IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

Whats New
IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

Whats New
Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Whats New
Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com