Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembayaran Kompensasi ke Warga Terdampak Tumpahan Minyak Sudah 30 Persen

Kompas.com - 23/09/2019, 21:07 WIB
Murti Ali Lingga,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) sejauh ini sudah membayarkan 30 persen biaya kompensasi kepada masyarakat yang terdampak dari kebocoran sumur YYA-1.

"Kompensasi ini masih terus kita jalankan berdasarkan keputusan yang sudah diteken bupati setempat," kata Ketua Tim Penanganan, Taufik Aditiyawarman dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (23/9/2019).

Taufik mengungkapkan, persentase tersebut berdasarkan laporan terbaru dari timnya per 23 September. Penerima kompensasi ini adalah warga yang sudah diverifikasi dan validasi oleh tim di lapangan yang terdampak kebocoran sumur produksi PHE di wilayah Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat.

"Pagi juga dilaporankan dari lapangan baru sekitar 30 persen. Bukan berarti ini statis, apabila ada data-data tambahan, kita bisa lebih terbuka (masukkan)," ujarnya.

Dia menyampaikan, pihaknya terus bekerja dan melakukan pendataan warga derdampak dari kebocoran sumur produksi PHE tersebut. Selain tim internal PHE, merek juga dibantu pihak terkait lainnya seperti pemerintah setempat dan elemen lainnya.

"Ini yang sedang kita upayakan, tadi sudah koordinasi bagaimana semua pihak yang terkait dengan ini bisa men-speed up (pencairan kompensasi)," tambah dia.

Meskipun demikian, Taufik tidak menyebutkan berapa banyak sebenarnya penerima kompensasi yang sudah terdata.

Selain membayarkan kompensasi manajemen PHE juga terus berusaha menutup semburan gas dan minyak dari sumur produksi yang bocor. Sehingga dampaknya bisa terus ditekan.

Ia melanjutkan, proses koneksi antar sumur ini berhasil dilakukan dengan baik dan lebih cepat dibandingkan estimasi jadwal waktu yang direncanakan yaitu pada akhir September 2019.

Proses penyambungan antar sumur ini adalah sebuah tahapan penting dalam upaya mematikan sumur YYA-1.

"Dengan terkoneksinya dua sumur ini, maka saat ini kami dalam posisi telah dapat mengendalikan sumur YYA-1," kata Taufik di Jakarta, Senin (23/9/2019).

Taufik menambahkan, langkah selanjutnya adalah dilakukan proses “Dynamic Killing” dengan memompakan lumpur berat untuk melawan tekanan dalam sumur YYA-1.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com