Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demonstrasi dan Data Ekonomi Eropa Bikin Rupiah Tertekan

Kompas.com - 24/09/2019, 20:32 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Faktor eksternal dan internal kompak menekan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.

Mengutip Bloomberg, di pasar spot, Selasa (24/9/2019), rupiah melemah 0,20 persen ke Rp 14.114 per dollar AS. Sementara pada kurs tengah Bank Indonesia (BI), rupiah juga melemah 0,16 persen ke Rp 14.099 per dollar AS.

Kepala Ekonom BCA David Sumual mengatakan faktor eksternal sejatinya lebih mendominasi pelemahan rupiah hari ini. Persoalan hebohnya demo mahasiswa yang menolak RUU KUHP dan revisi UU KPK hanya ikut menambah pelemahan rupiah.

"Bursa regional hari ini menguat, jadi tekan rupiah," kata David, Selasa (24/9/2019).

Baca juga: Demonstrasi di Sejumlah Kota Bikin IHSG Tergelincir

Senada, Josua Pardede Ekonom Bank Permata mengatakan pelemahan rupiah lebih di pengaruhi oleh data rilis data PMI kawasan Eropa yang kompak lebih rendah dari proyeksi pasar.

Buruknya data ekonomi kawasan Eropa membuat pasar saham Eropa terkoreksi dan akhirnya mendorong dolar AS menguat. Imbasnya rupiah jadi tertekan.

"Fokus pelaku pasar pada perlambatan ekonomi Eropa dan penantian negosiasi perang dagang AS dan China," kata Josua.

Sementara, dari dalam negeri juga turut memberi sentimen negatif pada rupiah. Yudi mengatakan demonstrasi yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia tentunya membuat pelaku pasar enggan masuk ke pasar keuangan Indonesia.

Yudi memproyeksikan rupiah besok masih akan bergerak melemah di rentang Rp 14.050 per dollar AS hingga Rp 14.150 per dollar AS.

Baca juga: Demo di Mana-mana, Dana Asing Senilai Rp 1 Triliun Kabur dari Bursa

Pelemahan yang tidak terjadi pada rupiah saja, melainkan mata uang emerging market lainnya. Josua memproyeksikan rupiah pada Rabu (25/9/2019) masih akan melemah di rentang Rp 14.050 per dollar AS hingga Rp 14.150 per dollar AS.

Sementara, David memproyeksikan rupiah besok masih akan bergerak konsolidasi di rentang Rp 14.090 per dollar AS hingga Rp 14.160 per dollar AS.

Untuk jangka panjang, para ekonom dan analis optimistis rupiah masih memiliki potensi untuk menguat. Yudi mengatakan jika demonstrasi berhenti, perundingan AS dan China mengahasilkan kesepakatan, dan isu resesi global mereda maka rupiah bisa menguat ke rentang Rp 13.850 per dollar AS hingga Rp 14.200 per dollar AS di akhir tahun ini.

Tentunya, potensi penguatan rupiah juga didukung dengan fundamental dalam negeri yang kokoh. Josua mengamati sejauh ini kondisi dalam negeri cukup menarik inevstor asing untuk masuk.

Apalagi setelah BI menurunkan suku bunga sehingga bisa mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Baca juga: Investor Cemas, Hari Ini Performa IHSG Terburuk di Asia

Sementara, dari sisi defisit fiskal serta rasio utang terhadap pertumbuhan ekonomi masih dalam batas aman.

"Data ekonomi Indonesia tidak mengkhawatirkan," kata Josua.

Akhir tahun ini, Josua memproyeksikan rupiah berada di Rp 14.100 per dollar AS hingga Rp 14.200 per dollar AS. (Danielisa Putriadita)

 

Berita ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Rupiah melemah tertekan ekonomi Eropa yang memburuk dan aksi demonstrasi mahasiswa

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com