BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Gojek

Perkembangan Teknologi Bikin Perilaku Konsumsi Masyarakat Indonesia Berubah

Kompas.com - 26/09/2019, 14:21 WIB
Mico Desrianto,
Kurniasih Budi

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Pernahkah Anda merasa lebih sering memesan makanan dibanding memasak? Jika iya, tenang, Anda tidak sendiri.

Pesatnya perkembangan teknologi telah mengubah sejumlah aspek kehidupan masyarakat, termasuk dalam mendapatkan makanan.

Sebagaimana diketahui, teknologi telah membuat masyarakat bisa memesan makanan, bahkan diantarkan langsung dan kemudian sampai dalam hitungan menit.

Semua ini, cukup dilakukan dengan smartphone.

Tren baru tersebut turut berdampak pada lambatnya pertumbuhan industri makanan dan minuman konvensional. Industri yang dimaksud adalah makanan dan minuman yang biasa ditemui atau di jual di minimarket.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan industri tersebut turun dari 5,36 persen pada 2017 menjadi 4,81 persen pada 2018.

Fakta tersebut berbanding terbalik dengan pasar online food di Tanah Air yang meroket pertumbuhannya.

Menurut laporan Google pada 2016 nilai pasar online food di Tanah Air diperkirakan naik dari 0,9 miliar dollar AS pada 2015, menjadi 3,7 miliar dollar AS pada 2018.

Laporan Google itu sejalan dengan hasil penelitian Lembaga riset Nielsen yang berjudul Understanding Indonesia's Online Food Delivery Market.

Riset yang dilakukan di Jabodetabek, Yogyakarta, Bandung, Surabaya, Balikpapan, Medan, dan Makassar, menyebutkan 95 persen masyarakat Indonesia lebih suka makanan siap santap.

Dari angka itu, 58 persen di antaranya memesan menggunakan aplikasi pesan-antar.

GoFood jadi favorit

Adapun metode riset yang dilakukan Nielsen adalah dengan menentuan responden secara acak berjumlah 1000 orang.

Mereka terdiri dari perempuan dan laki-laki berusia 18-45 tahun yang merupakan pengguna aktif layanan pesan antar makanan dalam tiga bulan terakhir.

Penelitian dilakukan untuk melihat preferensi masyarakat Indonesia terhadap empat layanan pesan-antar makanan berbasis aplikasi terbesar di Indonesia.

Berdasarkan hasil penelitian Nielsen, 84 persen masyarakat yang menggunakan lebih dari satu aplikasi pesan-antar makanan menilai GoFood merupakan aplikasi terbaik di Indonesia.

dok. Gojek Berdasarkan hasil penelitian Nielsen, 84 persen masyarakat yang menggunakan lebih dari satu aplikasi pesan-antar makanan menilai GoFood merupakan aplikasi terbaik di Indonesia.
Hasilnya, GoFood merupakan aplikasi yang paling digemari oleh masyarakat.

Berdasarkan hasil penelitian, 84 persen masyarakat yang menggunakan lebih dari satu aplikasi pesan-antar makanan menilai GoFood merupakan aplikasi terbaik di Indonesia.

Menyikapi hasil riset Nielsen, Chief Food Officer Gojek Grup Catherine Hindra Sutjahyo mengatakan faktor utama GoFood sukses merebut hati pasar adalah dengan memahami apa yang diinginkan konsumen.

Caranya tidak hanya memberikan diskon dan menerapkan teknologi Machine Learning, tapi turut mengaplikasikan personalized user experience demi meningkatkan kenyamanan dan kecepatan layanan.

“Sebagai contoh, setiap konsumen bisa mendapatkan rekomendasi makanan yang berbeda-beda di aplikasi GoFood sesuai dengan kesukaannya,” terang Hindra dalam keterangan rilis yang Kompas.com terima, Minggu (22/9/2019).

Sebagai informasi, dalam riset Nielsen disebutkan konsumen menilai GoFood memiliki enam keunggulan dibandingkan sejumlah pesaing.

Di antaranya, punya pilihan menu terlengkap (87 persen), merchant yang beragam (83 persen), user friendly (83 persen), pelayanan baik dari mitra driver Gojek (82 persen), kemudahan dalam pembayaran (82 persen), dan cepat sampai (79 persen).

Adapun GoFood terus menjadi pemimpin pasar di layanan food delivery dengan pangsa pasar hingga 75 persen di Indonesia dalam empat tahun terakhir.

Terakhir, keberhasilan tersebut juga berbanding lurus dengan pertumbuhan GoFood di Indonesia dan Asia Tenggara.

Dalam enam bulan terakhir, tercatat jumlah transaksi GoFood meningkat dua kali lipat mencapai lebih dari 50 juta transaksi di seluruh Asia Tenggara setiap bulannya.

 


Terkini Lainnya

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

Whats New
Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Whats New
Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Earn Smart
Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Whats New
Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Whats New
komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com