Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Demonstrasi Berkepanjangan Jadi Sinyal Buruk untuk Investor

Kompas.com - 01/10/2019, 19:18 WIB
Murti Ali Lingga,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Aksi demonstrasi masih berlanjut yang dialamatkan kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI terkait sejumlah Revisi Undang-undang (RUU).

Utamanya soal RUU Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang telah disahkan beberapa waktu lalu.

Mencermati itu, Direktur Eksekutif Center for Indonesia Taxation Analysis (CITA) Yustinus Prastowo mengungkapkan, demo yang berlangsung lama atau berkepanjangan akan berdampak negatif pada perekonomian Indonesia, termasuk investor dan pelaku ekonomi.

Oleh karena itu, dampak demonstrasi tidak boleh dipandang sebelah mata.

"Menurut saya memang demonstrasi sebaiknya tidak dibiarkan terus-menerus terjadi. (Ini) jelas akan jadi sinyal buruk untuk pelaku ekonomi," kata Yustinus kepada Kompas.com, Jakarta, Selasa (1/10/2019).

Baca juga: BI Sebut Demonstrasi Tekan Kurs Rupiah ke Kisaran Level Rp 14.100

Menurut dia, adanya aksi demonstrasi yang dilancarkan akan memberikan dampak bagi investor maupun calon investor yang akan menanamkan modal di Indonesia.

Mereka akan sangat selektif dan mempertimbangkan soal risiko ketika memutuskan untuk investasi di tengah gelombang demonstrasi.

"Calon investor akan mengkalkulasi ini sebagai bagian dari risiko," ungkapnya.

"Pelaku usaha juga akan kena dampak langsung berupa kenaikan biaya usaha karena demonstrasi, baik biaya logistik, sosial, dan lain-lain," tambahnya.

Dia memandang, unjuk rasa oleh mahasiswa dan pelajaran itu memang bagian dari hak setiap warga negara dalam menyuarakan pendapat.

 

Baca juga: Pemerintah Diminta Antisipasi Arus Modal Asing Kabur akibat Demo

Oleh karena itu, pemerintah sebaiknya melakukan upaya mitigasi supaya dampaknya tak meluas atau merembet.

"Tapi lebih baik dimitigasi, apa isunya, didialogkan, dikanalisasi. Seharusnya elite politik sadar akan hal ini," tambah dia.

Salah satu dampak terburuk dari demonstrasi tersebut adalah para calon investor akan menunda keputusan menanamkan modalnya ke Indonesia dan menunggu kondisi benar-benar aman. Yustinus pun berharap pemerintah cermat dan memperhatikan kondisi ini.

"Yang mau masuk memilih menunda sampai ada kepastian, yang mau menginjeksi modal bisa jadi juga pilih menunda. Sebagian bisa saja capital outflow, menarik modal kembali ke luar negeri," sebut dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com