Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Urbanisasi di Indonesia, Sebesar Apa Kontribusi Ekonominya?

Kompas.com - 03/10/2019, 16:40 WIB
Mutia Fauzia,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Urbanisasi seharusnya bisa menjadi salah satu sulusi untuk mengurangi angka kesenjangan dan mengentaskasn kemiskinan. Namun nyatanya kontribusi urbanisasi terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia masih rendah. 

Berdasarkan data Bank Dunia (World Bank), setiap ada 1 persen peningkatan urbanisasi hanya menyumbangkan 1,4 persen PDB per kapita. Angka ini lebih kecil ddibandingkan beberapa negara lain.

"Jadi Indonesia masih tertinggal," ujar Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro ketika memberikan penjelasan di Jakarta, Kamis (3/10/2019).

Baca juga: Kala Derasnya Urbanisasi Berpacu dengan Teknologi Digital...

Di wilayah Asia Timur dan Asia Pasifik, ucap Bambang, kontribusi urbanisasi terhadap PDB sebesar 2,7 persen. Sedangkan di China, setiap terjadi peningkatan urbanisasi sebesar 1 persen, memberikan sumbangan terhadap PDB per kapita sebesar 3 persen.

Bambang mengatakan, karena kontribusi pertumbuhan urbanisasi terhadap PDB per kapita masih berada di bawah rata-rata negara lain, Indonesia harus mencari cara yang mampu mengatasi masalah tersebut.

Menurut dia, pembangunan infrastruktur dan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat menjadi kunci solusi dari permasalahan tersebut.

"Kita yakin meningkatkan infrastruktur dan kebutuhan dasar menjadi penting di urban area," ujar dia.

Baca juga: Sri Mulyani Ungkap Kegilaan Urbanisasi di Indonesia

Bambang menekankan, menjadi penting bagi pemerintah daerah untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya dengan membentuk sebuah wilayah urban yang inklusif. Sehingga, setiap elemen masyarakat bisa memiliki akses yang sama terhadap fasilitas umum.

Pasalnya, menurut dia, pemerintah daerah kurang memberi perhatian terhadap kualitas hidup karena terlalu fokus mengejar terget pertumbuhan ekonomi, mengurangi angka kemiskinan atau meningkatkan kesejahteraan.

"Kita perlu mendefinisikan ulang mengenai kualitas hidup. Karena itu tidak hanya berarti soal pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan atau mengurangi kemiskinan," jelas Bambang.

"Meningkatkan kualitas hidup adalah ketika bisa memberikan akses yang sama terhadap setiap masyarakat," ujar dia.

Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi 2018 Tak Sesuai Target, Ini Kata Menko Darmin

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Whats New
KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Earn Smart
Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Whats New
Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Whats New
Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Whats New
Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya

Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Tahun Pertama Kepemimpinan Prabowo, Rasio Utang Pemerintah Ditarget Naik hingga 40 Persen

Tahun Pertama Kepemimpinan Prabowo, Rasio Utang Pemerintah Ditarget Naik hingga 40 Persen

Whats New
Revisi Aturan Impor Barang Bawaan dari Luar Negeri Bakal Selesai Pekan Ini

Revisi Aturan Impor Barang Bawaan dari Luar Negeri Bakal Selesai Pekan Ini

Whats New
Pacu Kontribusi Ekspor, Kemenperin Boyong 12 Industri Alsintan ke Maroko

Pacu Kontribusi Ekspor, Kemenperin Boyong 12 Industri Alsintan ke Maroko

Whats New
Uji Coba Bandara VVIP IKN Akan Dilakukan pada Juli 2024

Uji Coba Bandara VVIP IKN Akan Dilakukan pada Juli 2024

Whats New
Menteri Basuki Bakal Pindah ke IKN Juli 2024 dengan 2 Menteri Lain

Menteri Basuki Bakal Pindah ke IKN Juli 2024 dengan 2 Menteri Lain

Whats New
Harga Emas Dunia Stabil di Tengah Meredanya Konflik Timur Tengah

Harga Emas Dunia Stabil di Tengah Meredanya Konflik Timur Tengah

Whats New
Pemerintah Susun Rancangan Aturan Dana Abadi Pariwisata, untuk Apa?

Pemerintah Susun Rancangan Aturan Dana Abadi Pariwisata, untuk Apa?

Whats New
Soal Wajib Sertifikat Halal di Oktober, Kemenkop-UKM Minta Kemenag Permudah Layanan untuk UMKM

Soal Wajib Sertifikat Halal di Oktober, Kemenkop-UKM Minta Kemenag Permudah Layanan untuk UMKM

Whats New
Google Kembali Pecat Karyawan yang Protes Kerja Sama dengan Israel

Google Kembali Pecat Karyawan yang Protes Kerja Sama dengan Israel

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com