Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Bantahan Sri Mulyani Soal Kabar Membanjirnya Tekstil Impor

Kompas.com - 04/10/2019, 18:30 WIB
Yoga Sukmana,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani membantah banjir tekstil dan produk tekstil (TPT) atau serat dan kain impor lewat Pusat Logistik Berikat (PLB).

Hal itu disampailkan perempun yang kerap disapa Ani itu usai mendatangi salah satu PLB di kawasan Sunter, Jakarta Utara.

"Kami duga persoalan bukan dari PLB karena selain ketat, PLB juga hanya suplai 4,1 persen dari seluruh impor TPT," ujarnya di Jakarta, Jumat (3/10/2019).

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu mengatakan, impor TPT yang melalui PLB selalu dimonitor secara ketat dan teliti.

Bahkan truk yang digunakan untuk membawa barang impor dari pelabuhan ke PLB dilengkapi GPS sehingga posisi keberadaan barang bisa dipantau.

Baca juga : Impor Produk Tekstil Bekas Marak, Apa Dampaknya Bagi Industri Lokal?

Selain itu pelaku usaha yang mengimpor barang juga diwajibkan presentasi ke Kanwil Bea Cukai, lalu tersambung ke Ditjen Pajak wajib menunjukkan rencana kerja dan kuota barang impor harus sesusi kuota yang dimiliki.

"Sebetulnya kalau impor lewat PLB monitoring dan prosesnya jauh lebih teliti kalau penyelundup teoritis justru enggak lewat PLB," kata dia.

Dugaan Sri Mulyani didasarkan data mengenai impor TPT nasional yang tidak mengalami kenaikan signifikan yaitu 4,7 miliar dollar AS pada 2017, 4,9 miliar dollar AS pada 2018 dan 3,7 miliar dollar AS pada 2019.

Sementara itu importasi TPT yang melalui PLB hanya 4,1 persen dari total impor TPT nasional.

Sebelumnya, ungkap Sri Mulyani, Presiden Joko Widodo diberikan informasi oleh industri tekstil terkait adanya banjir tektil impor ke Indonesia yang diduga lewat PLB.

Presiden lantas memerintahkan Sri Mulyani untuk mengecek langsung kebenaran informasi tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com