Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perang Dagang, Indonesia Bukan Negara Pilihan untuk Relokasi Industri dari China

Kompas.com - 07/10/2019, 06:05 WIB
Akhdi Martin Pratama,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber SCMP

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia disebut sebagai satu-satunya negara di Asean yang kalah dibandingkan dengan negara lainnya dalam memanfaatkan dampak perang dagang antara Amerika Serikat dan China.

Banyak perusahaan dari China yang yang memilih negara lain ketimbang Indonesia untuk merelokasi bisnisnya.

Lee Ju Ye, salah satu ekonom asal Singapura mengatakan Vietnam telah muncul sebagai "penerima manfaat terbesar", dengan lonjakan arus modal asing langsung (foreign direct investment / FDI) masuk dari China dan Hong Kong 73 persen tahun lalu.

Pada paruh pertama 2019, aplikasi FDI di Vietnam melonjak 211 persen.

Tak hanya Vietnam, Malaysia juga mencatatkan peningkatan investasi yang masuk dari China pada awal tahun ini setelah dua tahun belakangan mengalami penurunan.

Sementara itu, Singapura juga menerima manfaatnya, karena perusahaan yang pindah ke Malaysia kemungkinan akan mengambil pinjaman dari bank-bank negara tersebut.

"Bahkan Filipina, yang tidak benar-benar dikenal sebagai situs manufaktur, juga menerima limpahan investasi langsung," kata Lee seperti dikutip dari South China Morning Post, Minggu (6/10/2019).

"Satu-satunya yang kalah sepertinya adalah Indonesia,” tambahnya.

Meski begitu, kata Lee, Presiden Indonesia Joko Widodo telah memperhatikan hal ini. Jokowi yang kembali terpilih menjadi presiden menuntut agar para menteri kabinetnya bekerja lebih keras untuk mengambil keuntungan dari kondisi perang dagang.

Mengutip data dari Bank Dunia yang mengatakan dari 33 perusahaan China yang memindahkan operasi ke luar negeri, 23 memilih Vietnam sementara 10 lainnya pergi ke Malaysia, dan sisanya ke Thailand serta Kamboja.

Lee mengatakan, perusahaan elektronik Taiwan Pegatron telah memutuskan untuk membangun pabrik di Batam, Indonesia, tetapi perusahaan multinasional lainnya berhati-hati karena beberapa faktor, seperti undang-undang ketenagakerjaan yang mengharuskan pengusaha membayar pembayaran pesangon yang tinggi walaupun staf dipecat.

“Indonesia telah kehilangan kesempatan, dan saya pikir ini adalah peringatan bagi pemerintah untuk berbuat lebih banyak,” tambahnya.

Pemerintah Indonesia baru-baru ini mengumumkan rencana untuk menurunkan pajak perusahaan hingga 20 persen dari tarif yang sebelumnya sebesar 25 persen.

Negara Lain

Tak hanya Indonesia, pemerintah negara Asean lainnya secara aktif juga mencari perusahaan China untuk pindah ke wilayah mereka.

Thailand, misalnya, meluncurkan paket relokasi yang disebut Thailand Plus. Beberapa insentif yang ditawarkan di bawah paket termasuk lima tahun, pengurangan 50 persen pajak penghasilan perusahaan serta hibah untuk peningkatan tenaga kerja.

Halaman:
Sumber SCMP
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com