Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani Ingatkan Ancaman yang Dihadapi Profesi Aktuaris

Kompas.com - 08/10/2019, 18:00 WIB
Yoga Sukmana,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan "lampu kuning" untuk para aktuaris, yang merupakan salah satu profesi di bidang keuangan.

Peringatan yang diberikan Sri Mulyani itu terkait erat dengan terjadinya disrupsi di era digital terhadap banyak profesi, salah satunya profesi aktuaris.

"Profesi aktuaris juga tidak terlepas dari disrupsi akibat era digitalisasi," begitu isi pidato Sri Mulyani yang dibacakan oleh Sekjen Kementerian Keuangan Hadianto di Expo Profesi Keuangan, Jakarta, Selasa (8/10/2019).

Hadianto melanjutkan pidato Sri Mulyani, ia bilang perkembangan teknologi mengakibatkan munculnya inovasi-inovasi baru dalam industri asuransi. Hal ini dinilai dapat menggantikan peran aktuaris oleh profesi lain.

Sebagai contoh kata Hadianto, munculnya insurance technology (insurtech) pada dunia asuransi. Insurtech dikembangkan oleh profesi data scientist dengan memanfaatkan big data, artificial intelligence dan machine learning dengan penggunaan algoritma tertentu.

Ia mengatakan, insurtech menawarkan pengalaman baru bagi konsumen dengan memberikan kemudahan dan kecepatan serta efisiensi dalam mendapatkan produk asuransi.

Produk yang dihasilkan juga lebih mengedepankan analisa atas kebiasaan konsumen. Sehingga, kata dia, risiko yang ditanggung masing-masing konsumen berbeda.

Profesi keuangan ucapnya, mau tidak mau harus menjadi bagian dari sistem digitalisasi tersebut agar tidak terlindas. Hal ini merupakan tantangan sekaligus peluang bagi profesi keuangan, terutama aktuaris.

"Perubahan ini tentunya akan menggeser industri asuransi konvensional menjadi berbasis digital dengan menekankan pemanfaatan big data," kata Hadianto yang masih membacakan pidato Sri Mulyani.

"Untuk itu, profesi aktuaris diharapkan agar selalu beradaptasi dan berkembang dalam segala hal, tidak hanya dari sisi ilmu aktuaria, juga dalam hal pengolahan data, pemrograman, dan khususnya kemampuan bisnis," sambungnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com