Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bantu Pembudidaya, Startup Ini Luncurkan Platform Jual Beli Ikan Segar

Kompas.com - 14/10/2019, 20:33 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Sektor perikanan budidaya ikan berkembang sangat pesat dan menjadi sektor produksi pangan dengan tingkat pertumbuhan tertinggi. Namun, di Indonesia nilai tukar perikanan budidaya masih tergolong rendah.

Hal ini salah satunya diakibatkan oleh rantai pasokan yang panjang dengan banyaknya tengkulak tanpa adanya nilai tambah ke produk tersebut.

Untuk membantu pembudidaya ikan dan udang dalam mengatasi masalah tersebut, perusahaan rintisan (startup) eFishery akan meluncurkan platform penjualan ikan segar yang menjualkan produk dari pembudidaya langsung ke restoran, hotel, dan bisnis kuliner lain, yang diberi nama eFisheryFresh.

eFisheryFresh adalah portal penjualan ikan yang memanfaatkan data prediksi panen di setiap kolam budidaya dan menghubungkan langsung ke pembeli akhir melalui transaksi digital.

"Kami sejak awal selalu berupaya untuk menyediakan teknologi yang bisa memberikan nilai tambah ke pembudidaya ikan dan udang serta membuat sektor perikanan lebih efisien dan berkembang. eFisheryFresh ini harapannya bisa membantu mewujudkan hal tersebut," ujar CEO eFishery Gibran Huzaifah dalam pernyataannya, Senin (14/10/2019).

Baca juga: Intip Peluang Bisnis di Sektor Perikanan

eFishery memulai bisnisnya dari aplikasi serta IoT (internet of things) yang membantu para pembudidaya untuk memberi pakan secara lebih efisien. Dengan aplikasi dan IoT ini, eFishery bisa mendapatkan berbagai macam data yang ada di petani.

Teknologi ini sudah diimplementasikan dan digunakan di ribuan kolam dan oleh ratusan kelompok pembudidaya ikan di 22 provinsi di seluruh Indonesia. Data ini yang digunakan untuk membangun estimasi panen dan menjualnya langsung ke pembeli akhir.

Dengan teknologi ini, petani bisa mendapatkan pembeli dengan harga yang lebih tinggi dan para pemilik usaha kuliner bisa lebih mudah mendapatkan bahan baku ikan segar.

Gibran menjelaskan, ikan yang disediakan di eFisheryFresh berasal dari petani. Data panen petani yang tergabung dalam ekosistem eFishery terhubung langsung dengan pembeli melalui aplikasi.

Pembeli dapat memilih komoditas yang diinginkan pada jadwal panen yang sesuai dengan kebutuhannya. Selanjutnya, eFishery akan mengelola proses ikan dari petani hingga langsung ke tangan pembeli.

Baca juga: Ekspor Perikanan Indonesia Kalah dengan Vietnam, Ini Masalahnya

Saat ini, eFishery telah beroperasi di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Bali Nusa Tenggara. Di tahap awal, eFisheryFresh ini akan lebih dulu diluncurkan di Bandung dan Jabodetabek.

“Dalam waktu dua tahun terakhir, pendapatan perusahaan telah meningkat 261 kali lipat dan secara konsisten menghasilkan profit hingga saat ini,” sebutnya.

Gibran menambahkan, saat ini eFishery menargetkan penjualan ikan hingga mencapai 2.000 ton pada 2020. Selain itu, eFishery sudah bekerja sama dengan 500 pembudidaya ikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG Ditutup Naik 63 Poin, Rupiah Menguat di Bawah Level 16.200

IHSG Ditutup Naik 63 Poin, Rupiah Menguat di Bawah Level 16.200

Whats New
Jam Operasional Pegadaian Senin-Kamis, Jumat, dan Sabtu Terbaru

Jam Operasional Pegadaian Senin-Kamis, Jumat, dan Sabtu Terbaru

Whats New
Bos BI Optimistis Rupiah Bakal Kembali di Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Bos BI Optimistis Rupiah Bakal Kembali di Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Whats New
Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Whats New
Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Whats New
Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Whats New
Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen

Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen

Whats New
Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Earn Smart
Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Earn Smart
Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang jika Mau Maju

Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang jika Mau Maju

Whats New
United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

Whats New
Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Whats New
Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Whats New
KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Earn Smart
Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com