Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Menanti Isi Kabinet Kerja II

Kompas.com - 20/10/2019, 15:14 WIB
Erlangga Djumena

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah pelantikan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin, Minggu (20/10/2019), fokus pelaku pasar akan beralih ke anggota Kabinet Kerja Jilid 2.

Hal itu akan  jadi penggerak nilai tukar rupiah terhadap dollar AS sepekan ke depan.

Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, Jokowi's effect memudar karena fokus pasar tertuju pada pengumuman menteri-menteri dalam pemerintahan Jokowi selanjutnya.

"Nama menteri yang sudah beredar seperti salah satunya Sri Mulyani langsung direspons positif oleh pasar, sedangkan posisi menteri lainnya meski belum resmi diumumkan, pasar sudah bisa menebak menteri mana yang paling vital mempengaruhi pasar," kata Ibrahim.

Baca juga: Simak, Nilai Tukar Rupiah di 6 Bank Siang Ini

Ibrahim memproyeksikan rupiah bisa menguat tipis karena sentimen dalam negeri tersebut, walaupun sentimen eksternal seperti kekhawatiran pasar tentang peluang Perdana Menteri Inggirs Boris Johson memenangkan ratifikasi parlemen untuk kesepakatan Brexit yang sebelumnya telah dicapai.

Apalagi, Ibrahim mengamati Bank Indonesia terus melakukan intervensi di pasar keuangan untuk menjaga nilai tukar rupiah tidak melemah tajam.

Ibrahim memproyeksikan rupiah pada Senin (21/10/2019) berada di rentang Rp 14.110 per dollar AS hingga Rp 14.160 per dollar AS. (Danielisa Putriadita)

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Isi kabinert Jokowi-Ma'ruf Amin akan setir pergerakan rupiah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

Whats New
Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com