Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Mau Tahu Dampak Kehadiran Ekonomi Digital di Kota-kota Besar Indonesia?

Kompas.com - 24/10/2019, 19:22 WIB
Sri Noviyanti

Penulis

KOMPAS.com - Centre for Strategic and International Studies (CSIS) dan Tenggara Strategics melakukan riset menghitung dampak kehadiran ekonomi digital bagi masyarakat, baik sebagai produsen maupun konsumen.

Dalam surveinya, Grab sebagai platform digital dijadikan sebagai studi kasus.

Riset pertama yang dilakukan pada periode November - Desember 2018 menghitung kontribusi kehadiran Grab bagi masyarakat yang berperan sebagai produsen atau penyedia jasa ekonomi digital.

Dalam konteks ekosistem Grab, mereka adalah mitra pengemudi GrabCar, GrabBike, merchant (restoran, kafe, atau warung) GrabFood, dan agen GrabKios yang sebelumnya dikenal dengan nama KUDO.

Survei dilakukan pada lima kota besar di Indonesia, yaitu Jakarta, Bandung, Surabaya, Makassar, dan Medan. Hasilnya, dapat diestimasi kehadiran Grab telah memberi kontribusi kepada perekonomian nasional Indonesia sebesar Rp 48,9 triliun.

Kontribusi ekonomi nasional itu didapat salah satunya melalui penciptaan lapangan tenaga kerja. Dari data, 32 persen mitra GrabBike dan 24 persen mitra GrabCar sebelumnya tidak memiliki pendapatan tetap.

Dengan menawarkan peluang pendapatan kepada sekitar 300.000 pengemudi dan 40.000 agen Kudo individual yang sebelumnya menganggur, diperkirakan input ekonomi Grab mencapai Rp 16,4 triliun pada 2018.

Khusus di kota Bandung, data menunjukkan Grab berkontribusi sebesar Rp 10.1 triliun pada 2018. Kontribusi terbesar dihasilkan oleh GrabBike dengan nilai Rp 4,59 triliun, yang selanjutnya disusul oleh GrabFood dengan nilai kontribusi sebesar Rp 3,76 triliun.

GrabBike dan GrabCar juga berkontribusi dalam penciptaan lapangan kerja di Kota Bandung. Sebelum bermitra dengan Grab, 38 persen mitra GrabBike dan 39 persen mitra GrabCar tidak memiliki sumber penghasilan sama sekali.

Setelah mengukur peningkatan kesejahteraan dari sisi produsen, Tenggara Strategics dan CSIS juga mengukur peningkatan kesejahteraan masyarakat dari sisi konsumen.

Pengukutan berupa surplus konsumen yang dirasakan oleh konsumen GrabBike dan GrabCar di wilayah Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi (Jabodetabek).

Surplus konsumen adalah manfaat yang diperoleh konsumen dari membeli barang atau jasa dengan harga yang lebih rendah dari harga maksimal yang sebenarnya rela mereka bayar.

Sebagai contoh, jika seseorang bersedia membayar Rp 50.000 untuk sebuah perjalanan dari rumahnya ke Bandara Husein Sastranegara Bandung sementara harga yang diberikan Grab untuk perjalanan tersebut adalah Rp 30.000, maka orang tersebut memperoleh surplus konsumen sebesar Rp 20.000.

Riset menemukan bahwa teknologi Grab berkontribusi sekitar Rp 46,14 triliun dalam surplus konsumen untuk Jabodetabek pada 2018.

Surplus konsumen yang diperoleh konsumen GrabBike adalah Rp 5,73 triliun, sementara GrabCar berkontribusi sebesar Rp 40,41 triliun.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com