Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Chatib Basri Beberkan Kunci Ekonomi RI Tetap Tumbuh di Atas 5 Persen

Kompas.com - 06/11/2019, 11:29 WIB
Mutia Fauzia,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Banyak pihak yang mempertanyakan masih bisa terjaganya pertumbuhan ekonomi Indonesia di atas level 5 persen di tengah pelemahan ekonomi global.

Bahkan, sebuah lembaga riset asal Amerika Serikat meragukan data BPS tersebut. Menurut mereka, ekonomi RI seharusnya melaju lebih lambat.

Namun, ekonom sekaligus mantan Menteri Keuangan Chatib Basri menjelaskan, kunci dari terjaganya pertumbuhan ekonomi RI karena kinerja net ekspor (ekspor dikurangi impor) yang membaik.

"Jika kita melihat angkanya penjelasannya adalah net export. Karena net export (ekspor-impor). Export meningkat pertumbuhannya ke 0,02 persen dari -1.81 persen. Dan impor anjlok dari - 6.73 persen ke - 8.61 persen," ujar Chatib seperti dikutip dari akun twitternya, Selasa (6/11/2019).

Baca juga: Terungkap, Alasan Jack Ma Pensiun dari Alibaba Group di Usia 55 Tahun

Chatib mengatakan, ekonomi RI tertolong oleh kinerja ekspor yang cenderung stabil dan dibarengi dengan impor yang turun tajam. Hal itu membuat net ekspor jadi tumbuh lebih baik di kuartal III-2019.

Banyaknya pihak yang mempertanyakan validitas angka pertumbuhan ekonomi karena indikator kinerja perekonomian kebanyakan melambat. Chatib menjabarkan, konsumsi rumah tangga di kuartal III-2019 hanya tumbuh 5,01 persen, melabat dibanding kuartal II-2019 yang tumbuh 5,17 persen.

Investasi pun turun dari 5,01 persen di kuartal II-2019 jadi 4,21 persen di kuartal III-2019. Begitu pula dengan komponen pengeluaran pemerintah yang turun drastis dari 8,23 persen jadi hanya 0,98 persen.

"Ada banyak pertanyaan ke saya apakah angka ini masuk akal, karena banyak yang menganggap bahwa pertumbuhan akan berada di bawah 5 persen. Tentu mengenai metodologi yang bisa menjawab adalah BPS. Saya hanya mencoba menjelaskan angka-angka itu," ujar Chatib.

Baca juga: Gara-gara B737 Max, CEO Boeing Terancam Tak Dapat Bonus Tahunan

Adapun Chatib menjelaskan, dengan impor yang berhasil ditekan, bukan berarti tidak memiliki dampak terhadap indikator perekonomian lain. Dia mengatakan, impor yang turun tajam bakal berdampak pada penurunan investasi 6 bulan dari sekarang.

Dia pun menekankan pentingnya mengantisiasi perlambatan ekonomi yang memang terjadi.

"Di luar perdebatan soal angka itu, kita memang melihat bahwa perlambatan ekonomi melambat dan perlu antisipasi," tukas dia.

Kemarin, Badan Pusat Statistik (BPS) kemarin melaporkan, pertumbuhan ekonomi RI di kuartal III-2019 sebesar 5,02 persen, tumbuh melambat dibanding kuartal II-2019 yang tumbuh 5,05 persen.

Angka tersebut di atas rata-rata proyeksi ekonom yang memperkirakan ekonomi dalam negeri bakal tumbuh di kisaran 4,95 persen hingga 5 persen.

Baca juga: 5 Tips Keuangan Prima Menghadapi Rencana PHK Perusahaan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com