JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2019 menghasilkan kesepakatan dan transaksi bisnis senilai Rp 22,63 triliun.
Capaian tersebut diperoleh sepanjang ISEF 2019 pada 12-16 November 2019 di Jakarta Convention Center yang mempertemukan 30 pembeli, 163 penjual, dan 273 peserta pameran.
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Sugeng seperti dikutip dari laman resmi BI, Minggu (17/11/2019) menyampaikan, seluruh pencapaian ini membuka jalan Indonesia mencapai visinya menjadi rujukan ekonomi syariah dunia.
Komitmen pengembangan usaha diperoleh dari 31 transaksi, total senilai Rp 22,50 triliun yang terjadi antara pesantren dan UMKM dengan korporasi domestik dan global serta perbankan.
Baca juga: BI Punya 5 Jurus untuk Pacu Industri Halal Indonesia, Apa Saja?
Komitmen tertinggi terjadi di sektor keuangan senilai Rp 11,27 triliun dan di bidang infrastruktur senilai Rp 10,68 triliun. Kesepakatan temu bisnis (business matching) diperoleh dari 161 transaksi total senilai Rp 149,30 miliar.
"Kesepakatan tertinggi berasal dari sektor makanan dan minuman dan sektor agrikultur," ujar Sugeng.
Di samping kesepakatan bisnis, ISEF 2019 juga mencatatkan pembiayaan syariah dan kegiatan sektor keuangan sosial syariah melalui lelang wakaf senilai Rp 2,95 miliar.
Total nilai penjualan (omzet) yang dicapai dari pameran produk halal sepanjang ISEF 2019, terdiri atas makanan, minuman, pariwisata, dan busana muslim menembus angka Rp 29,80 miliar.
ISEF 2019 juga menjadi showcase pengembangan industri busana muslim di Indonesia melalui penampilan 78 desainer muslim Indonesia dalam Sustainable & Ethical Fashion Show.
Baca juga: Maaruf Amin Ingin Genjot Pangsa Pasar Keuangan Syariah di Indonesia
Gelaran ISEF juga menarik minat masyarakat untuk meningkatkan literasi tentang ekonomi syariah melalui berbagai forum dan kajian ekonomi syariah internasional.
Melalui forum 5th International Islamic Monetary Economics and Finance Conference (IIMEFC) 2019 telah diterima 250 makalah yang disampaikan oleh 510 penulis yang berasal dari 25 negara.
"Kegiatan ini berkontribusi pada pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia melalui pengembangan ekosistem riset dan pendidikan dibidang ekonomi dan keuangan syariah," jelas Sugeng.
ISEF 2019 juga dinilai memberikan makna dan arti lebih luas bagi pengembangan ekonomi syariah di tanah air yaitu pertama, international branding karena ISEF 2019 telah menjadi bagian dari agenda ekonomi syariah dunia.
Kedua, platform pertemuan dan kesepakatan domestik dan internasional karena dalam ISEF 2019 dihasilkan Deklarasi Jakarta Pembentukan Usaha Induk Bisnis Pesantren secara nasional, branding UMKM ke global, hubungan dan komitmen antar disainer, serta gerakan infak dan wakaf nasional.
Baca juga: BI Ingin Dorong Holding Pesantren, Untuk Apa?
Ketiga, strategic integrator karena ISEF 2019 telah menjadi wadah silaturahim strategis antar pelaku usaha seperti pesantren, UMKM, korporasi domestik dan internasional.
Keempat, peningkatan literasi dan pengetahuan ekonomi syariah karena ISEF 2019 menjadi forum yang dikenal masyarakat baik domestik dan internasional.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.