Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bakal IPO, Valuasi Saham Saudi Aramco Diperkirakan Capai 1,71 Triliun Dollar AS

Kompas.com - 18/11/2019, 07:37 WIB
Mutia Fauzia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.com - Valuasi saham Saudi Aramco, perusahaan minyak BUMN Arab Saudi, diperkirakan mencapai 1,71 triliun dollar AS atau sekitar Rp
23.800 triliun (kurs Rp 14.000 per dollar AS) jelang penawaran saham perdana (IPO).

Dikutip dari CNBC, angka tersebut meleset dari target awal yang dibidik Putra Mahkota Mohammed bin Salman sebesar 2 triliun dollar AS.

Dalam sebuah keterangan pers, Saudi Aramco menyatakan bisa menjual 1,5 persen saham perusahaan, atau setara dengan 3 miliar lembar. Harga indikatif dari saham raksasa produsen minyak dunia tersebut di kisaran 30 hingga 32 riyal Saudi.

Dengan demikian, melalui IPO diperkirakan Aramco bisa meraup dana hingga 25,6 miliar dollar AS.

Baca juga: Segera IPO, Ini 6 Risiko yang Bakal Dihadapi Saudi Aramco

Angka itu menyiratkan bahwa Aramco memiliki valuasi saham antara 1,6 triliun dollar AS hingga 1,7 triliun dollar AS. IPO yang direncanakan bakal dilakukan bulan depan bisa mengalahkan rekor 25 miliar dollar AS yang dicetak oleh perusahaan e-commerce China Alibaba, ketika melantai di bursa New York pada 2014.

Sebagai informasi, wacana Aramco untuk melakukan IPO telah tertunda sejak 2018 lalu.

Analis pun memiliki perkiraan beragam mengenai valuasi saham perusahaan, yaitu di kisaran 1,2 triliun dollar AS hingga 2,3 trilium dollar AS.

Sebagai perbandingan, rival terdekat Aramco, Exxon Mobil, memiliki kapitalisasi pasar hampir 300 miliar dollar AS dan Chevron bernilai sekitar 229 miliar dollar AS.

Baca juga: Imbas Kilang Minyak Aramco Diserang, Harga Emas Dunia Melonjak

Melantainya Aramco di bursa bertujuan untuk mengumpulkan dana bagi pemerintah yang ingin secara signifikan mengurangi defisit anggarannya. Selain itu, pemerintah Arab juga tengah mendiversifikasi ekonominya di luar minyak sebagai bagian dari program Vision 2030 Putra Mahkota.

Perekonomian Arab Saudi sebagian besar masih sangat bergantung pada hasil produksi minyak. Harga minyak yang lebih rendah (satu barel minyak mentah Brent saat ini dihargai mendekati 63 dollar AS) telah membuat defisit anggaran negara melebar.

Pada tahun 2018, defisit anggaran pemerintah Saudi diperkirakan sekitar 136 miliar riyal (atau sekitar 36 miliar dollar AS).

Adapun tahun ini, pemerintah memasang target defisit dikisaran yang sama. Tahun depan, pemerintah Saudi memerkirakan defisit anggaran akan melebar jadi 50 miliar dollar AS.

Baca juga: Harga Minyak Melonjak akibat Kilang Aramco Diserang, Ini Kata Sri Mulyani

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Angkutan Lebaran 2024, Kemenhub Siapkan Sarana dan Prasarana Transportasi Umum

Angkutan Lebaran 2024, Kemenhub Siapkan Sarana dan Prasarana Transportasi Umum

Whats New
Reksadana Saham adalah Apa? Ini Pengertiannya

Reksadana Saham adalah Apa? Ini Pengertiannya

Work Smart
Menhub Imbau Maskapai Tak Jual Tiket Pesawat di Atas Tarif Batas Atas

Menhub Imbau Maskapai Tak Jual Tiket Pesawat di Atas Tarif Batas Atas

Whats New
Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

Whats New
Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Whats New
Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Whats New
HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

Whats New
BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com