Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Kemendag: JLPPI Garda Depan Perlindungan Konsumen dan Kualitas Produk Pangan

Kompas.com - 18/11/2019, 15:45 WIB
Inadha Rahma Nidya,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Direktur Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (PKTN) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Veri Anggrijono mengatakan, Jejaring Laboratorium Pengujian Pangan Indonesia (JLPPI) harus menjadi garda terdepan dalam menjamin keamanan dan mutu produk pangan.

Veri mengatakan salah satu akibat globalisasi perdagangan adalah peningkatan aliran perdagangan barang dan jasa impor ke dalam negeri.

Hal ini berdampak pada meningkatnya peredaran produk yang tidak memenuhi ketentuan yang membahayakan kesehatan konsumen.

"Untuk itu, JLPPI dapat mengambil peran besar dalam mengatasi masalah tersebut,” kata Veri, seperti dalam keterangan tertulisnya, Senin (18/11/2019).

Menurut Veri, saat ini tren perdagangan pangan global diwarnai dengan peningkatan regulasi terkait isu keamanan, kesehatan, dan keselamatan konsumen.

Baca juga: Kementan: Optimalisasi Irigasi akan Bawa Indonesia Jadi Lumpung Pangan Dunia

Tren tersebut dapat menghambat pelaku usaha Indonesia dalam menembus dan memperluas pasar.

Terbukti, Indonesia menerima banyak notifikasi yang untuk produk pangan yang diekspor ke Uni Eropa dan Amerika.

Data European Commission Rapid Alert System for Food and Feed (EU RASFF) pada 3 tahun terakhir menunjukkan, Indonesia menerima 67 notifikasi dari Uni Eropa untuk produk perikanan dan pala.

Baca juga: Ini 7 Negara yang Menjadi Pangsa Pasar Ekspor Produk dari Indonesia

Sementara itu, data US Food and Drug Administration (USFDA) periode 2017-2019 menunjukkan terdapat 39 notifikasi untuk Indonesia.

Selebihnya, masih banyak perusahaan Indonesia yang termasuk dalam daftar merah USFDA karena belum memenuhi persyaratan yang ditetapkan.

Gelar seminar JLPPI

Untuk memperkuat peran laboratorium pengujian pangan, Direktorat Jenderal PKTN Kemendag menggelar Seminar JLPPI di Hotel Holiday Inn Jakarta, Senin (18/11/2019).

Laboratorium uji di Indonesia dapat melakukan saling pengakuan dengan laboratorium di negara tuan ekspor. Dengan demikian tidak perlu ada pengujian ulang,” kata Veri.

Baca juga: KADIN: 5 Tahun Lagi, Industri Pangan Bisa Tambah Sumbangan ke PDB 1,5 Persen

Seminar tersebut menghadirkan narasumber kompeten, yaitu Direktur Pengamanan Perdagangan, Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesi (GAPMMI) yang mewakili pelaku usaha, Vice Chair Codex asal Indonesia Purwiyatno Haryanto, dan ASEAN Field Application Specialist dari Sciex, Tan Sinh Jowl.

Untuk diketahui, Codex adalah kumpulan standar-standar, kode praktik, panduan, dan rekomendasi lain yang berhubungan dengan makanan, produksi pangan, dan keamanan pangan, yang diterima seluruh dunia.

Para narasumber menyampaikan materi terkait peran laboratorium dan kompetensi yang diperlukan dalam menghadapi hambatan teknis perdagangan produk ekspor Indonesia, penanganan isu pangan, serta tantangan yang dihadapi pelaku usaha dalam memenuhi standar keamanan pangan.

Halaman:


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com