Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Chandra Hamzah Datang ke Kementerian BUMN Pakai Skuter Matic, Berapa Harganya?

Kompas.com - 18/11/2019, 16:35 WIB
Ade Miranti Karunia,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kedatangan mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Chandra Hamzah ke Kantor Kementerian BUMN mengundang perhatian media, Senin (18/11/2019). Salah satunya terkait kendaraan yang digunakan Chandra. 

Sebab ia datang ke Kantor Kementerian BUMN tak menggunakan mobil, namun mengendarai motornya warna hitam. Motor tersebut diparkir di tempat parkir motor Kementerian BUMN.

Meski begitu, motor yang digunakan Chandra Hamzah bukan motor "biasa". Motor tersebut adalah Piaggio MP3 500ie Business. Bila ditelusuri dari berbagai sumber di internet, harga kendaraan skuter matic Piaggio produksi Italia dengan roda tiga tersebut tergolong mahal, mencapai Rp 280 juta.

Baca juga: Chandra Hamzah Enggan Berandai-andai soal Jabatan di BUMN

Chandra sendiri tiba pukul 8.30 WIB dan mengadakan pertemuan dengan Menteri BUMN Erick Thohir didampingi oleh Wamen BUMN Budi Gunadi Sadikin dan Kartika Wirjoatmodjo.

Pertemuan tersebut berlangsung selama dua jam. Menurut Chandra, pertemuan itu bukan terkait soal jabatan. Saat ditanya wartawan seputar motornya, ia mengaku tak hobi perjalanan jauh atau touring naik motor.

"Enggak, dalam kota saja," kata Chandra yang pernah menjabat sebagai komisaris utama PLN, Jakarta.

Baca juga: Realisasi Penerimaan Pajak Tertekan, Ada Sebabnya?

Pada pekan lalu, Chandra mendapat undangan dari Erick Thohir melalui pesan Whatsapp. Awalnya, pertemuan diadakan pada Rabu lalu (13/11/2019). Namun, padatnya agenda menteri BUMN saat itu, maka pertemuan pun berlangsung hari ini.

Soal jabatan yang ditawarkan, dirinya enggan menjawab secara lugas. Namun, yang pasti pertemuan itu menyoalkan pembenahan serta fokus meminimalisir korupsi dalam jabatan BUMN.

"Begitu di WA, saya punya ekspetasi bahwa pak menteri baru diangkat jadi menteri, mungkin beliau perlu masukan, perlu sharing dan segala macam. Saya lihat seperti itu saja. Yang jelas, masalah regulasi apa yang menghambat BUMN, regulasi apa yang dibutuhkan supaya BUMN ini meningkat lebih cepat," jelasnya.

Baca juga: Penerimaan Negara Loyo, Defisit APBN Oktober 2019 Rp 289,1 Triliun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com