Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertamina : Mahalnya Avtur Karena Kondisi Geografis RI

Kompas.com - 25/11/2019, 16:00 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tingginya harga avtur kembali disebut-sebut sebagai penyebab utama mahalnya harga tiket pesawat. Bahkan, sejumlah maskapai terpaksa rute penerbangan ke Sulawesi Utama karena mahalnya avtur.

Terlebih, harga avtur di Indonesia jauh lebih mahal ketimbang harga avtur di Singapura. Di Jakarta sendiri, perbedaan harga mencapai 25 persen. Sementara di daerah lain, perbedaan harga avtur jauh lebih tinggi.

Menanggapi hal itu, Direktur Pemasaran Korporat Pertamina Basuki Trikora Putra mengatakan, mahalnya harga avtur karena kondisi negara Indonesia merupakan kepulauan sehingga rantai distribusinya semakin panjang dan berpengaruh pada tingginya harga avtur.

Baca juga : Harga Avtur Pertamina Mahal, Menhub Akan Undang Pemasok Swasta

"Indonesia bentuknya kepulauan dan harus didistribusikan lumayan kompleks. Dalam melakukan operasional kepada pelanggan, tentunya kami perlu safety quality. Itu hal nomor satu dalam pengelolaan," kata Basuki dalam Rapat Kerja Komisi V DPR RI di Jakarta, Senin (25/11/2019).

Dia bilang, hal itulah yang menyebabkan harga avtur bakal berbeda-beda di wilayah Indonesia. Dia pun menuturkan, harga avtur di Singapura jauh lebih murah karena posisi kilang dengan pelanggan lebih strategis.

"Singapura kilangnya ada di 15 KM dari Bandara Changi. Ini sudah memberikan efisiensi dan supply chain yang baik di Singapura," ucapnya.

Di sisi lain, dia mengerti ada urgensi harga dalam penerbangan maskapai nasional. Namun dia menegaskan, pihaknya tidak semata-mata menaikkan harga avtur hanya demi keuntungan.

Peredaran harga avtur mengikuti Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM Nomor 17 K/10/MEM/2019 tentang Formula Harga Dasar dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis BBM Umum Jenis Avtur yang Disalurkan Melalui Depot Pengisian Pesawat Udara.

"Kami tentunya sangat memahami, Pertamina menetapkan harga untuk terus bisa membangun transportasi udara. Kami tidak juga mengambil keuntungan saja, ada banyak pertimbangan. Lagipula harga avtur telah diatur dalam Kepmen ESDM Nomor 17," ujarnya.

Hingga saat ini, Pertamina masih mengacu patokan harga avtur pada Mean of Platts Singapore (MOPS). Sebab, Indonesia belum memiliki publikasi harga seperti MOPS. Lagipula, MOPS digunakan oleh negara-negara Asia Tenggara hingga Jepang.

"Itu memang publikasi dari lembaga di Singapura untuk harga produk, dipakai di negara-negara Asia Tenggara hingga Jepang pun itu menjadi harga acuan. Dan (patokan harga) itu sudah diketahui oleh buyer salah satunya airline," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com