Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonomi Loyo pada 2020, Ini Sektor yang Dinilai Bisa Bertahan

Kompas.com - 26/11/2019, 14:35 WIB
Fika Nurul Ulya,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pelemahan ekonomi global akan melemahkan daya beli hingga akhirnya sedikit banyak berpengaruh pada sektor ritel pada 2020.

Chief Economist PT Bank CIMB Niaga Tbk Adrian Panggabean mengatakan, sektor ritel memang disinyalir akan loyo pada 2020. Namun, ritel dianggap lebih mampu bertahan ketimbang sektor lainnya.

"Ritel memang agaknya turun, tapi yang bertahan tampaknya ritel saja. Otomotif turun, KTA (kredit tanpa agunan) turun, kredit konsumsi turun, apartemen dan rumah turun," kata Adrian Panggabean di Jakarta, Selasa (26/11/2019).

Baca juga: Jokowi Targetkan Pertumbuhan Ekonomi 2020 Capai 5,3 Persen

Adrian menyebutkan, penurunan tersebut memang terjadi karena adanya ketidakpastian ekonomi global. Dia juga membantah turunnya sektor ritel karena berkembangnya marketplace di Indonesia, seperti platform belanja online.

"Apa ini karena adanya marketplace? Kalau saya hitung bukan. Kalau kita lihat, omzet Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) omzetnya Rp 70 triliun rata-rata, sementara konsumsi di GDP itu Rp 7.000 triliun. Sebetulnya Harbolnas karena ada marketplace itu belum (berpengaruh), ya," tutur Adrian.

Dia pun membantah turunnya kredit karena diambil alih oleh keberadaan fintech peer to peer (P2P) lending. Sebab, fintech P2P lending menyasar masyarakat kelas yang berbeda dengan perbankan, bahkan fokus pada kelas unbankable.

Baca juga: Indef Prediksi Ekonomi Indonesia Hanya Tumbuh 4,8 Persen pada 2020

Terlebih lagi, pertumbuhan pinjaman mencapai Rp 300 triliun hingga Rp 400 triliun setiap tahun. Sementara akumulasi pinjaman fintech P2P lending hanya mencapai Rp 60 triliun.

"Lending turun karena diambil P2P? Enggak juga. Total akumulasi cuma Rp 60 triliun karena outstanding dia itu cuma Rp 10 triliun. Rp 60 triliun itu enggak ada apa-apa," pungkasnya.

Baca juga: Bea Cukai Lelang 19 Mobil Subaru Awal Desember, Harga Mulai Rp 80 Juta

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Whats New
Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com