Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER MONEY] Mochtar Riyadi Bakar Uang di OVO | Jokowi Ganti Eselon

Kompas.com - 29/11/2019, 05:40 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Artikel mengenai Lippo Group yang membakar uang lantaran menanamkan modal di OVO menjadi berita populer kanal Money Kompas.com, Kamis (28/11/2019). Hal ini menyebabkan Lippo Group harus melepas sebagian saham di OVO.

Ada pula berita tentang keinginan Presiden Joko Widodo untuk mengganti aparatur sipil negara (ASN) eselon III dan IV dengan kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI).

Berikut berita populer Money Kompas.com yang masih layak disimak pagi ini.

1. Mochtar Riady: Kami Terus Bakar Uang di OVO, Mana Kuat...

Lippo Group mengakui bahwa pihaknnya harus rela menjual lebih dari 70 persen aset saham yang ada pada aplikasi penyedia layanan digital OVO.

Pendiri Lippo Group Mochtar Riady mengatakan saat ini, saham Lippo di PT Visionet International (OVO) hanya tersisa 30 persen.

"Bukan melepas, tapi kita menjual sebagian. Sekarang tinggal 30 sepersekian persen, dua per tiga kita harus jual," kata pendiri Lippo Group, Mochtar Riady ketika ditemui di Ballroom Djakarta Theatre, Jakarta, Kamis (28/11/2019).

Selengkapnya, baca di sini.

2. Jokowi Ingin Ganti Eselon III dan IV dengan Kecerdasan Buatan?

Presiden Joko Widodo kembali menyinggung rencana pemangkasan birokrasi dengan memotong jabatan eselon III dan IV di kementerian dan lembaga.

Realisasi pemangkasan eselon tersebut bakal direalisasikan tahun depan.

"Tahun depan akan kita lakukan pengurangan eselon, kita punya eselon I, II, III, IV. Yang III dan IV ini akan kita potong," ujar Jokowi di acara Kompas100 CEO Forum di Jakarta, Kamis (28/11/2019).

Selengkapnya, baca di sini.

3. Dahlan Iskan: Saya Tidak Pernah Meragukan Kemampuan Ahok...

Mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mendukung penunjukan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menjadi Komisaris Utama PT Pertamina (Persero).

Dahlan yakin mantan Gubernur DKI Jakarta itu mampu menjalankan tugasnya sebagai komisaris utama di perusahaan minyak pelat merah itu.

“Menjadi dirut pun BTP (Ahok) mampu. Saya tidak pernah meragukan kemampuan BTP,” ujar Dahlan di laman pribadinya yang dikutip Kompas.com pada Kamis (28/11/2019).

Selengkapnya, baca di sini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com