Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Amankan Permodalan, BTN Sekuritisasi Aset KPR Rp 2 Triliun

Kompas.com - 04/12/2019, 12:51 WIB
Fika Nurul Ulya,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) tengah meningkatkan rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) menjelang akhir tahun.

Upaya peningkatan rasio kecukupan modal guna menjaga laju kredit itu dilakukan dengan melakukan sekuritisasi aset KPR.

Atas dasar itu, BTN menggandeng PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) untuk merilis Efek Beragun Aset- Surat Partisipasi atau EBA-SP SMF-BTN 05 senilai Rp 2 triliun.

Direktur Finance, Planning & Treasury Bank BTN, Nixon LP Napitupulu mengatakan, di tengah kondisi IHSG yang cenderung fluktuatif, EBA-SP SMF-BTN 05 yang memiliki weighted average life 9,09 tahun bisa dijadikan opsi investasi bagi investor.

Baca juga: Rombak Direksi, Ini Strategi BTN pada 2020

"Apalagi dengan adanya rating AAA, EBA-SP dapat memberikan tambahan spread antara 195-197 basis poin (bps) bila dibanding dengan instrumen Surat utang negara dengan tenor yang sama," kata Nixon dalam siaran pers, Rabu (4/12/2019).

Dari hasil penawaran ke publik, kata Nixon, EBA-SP SMF-BTN05 dibagi dalam 3 kelas, antara lain EBA Kelas A seri A1 senilai Rp 574 miliar dan EBA kelas A seri A2 senilai Rp 1,142 Triliun. EBA-SP ini ditawarkan melalui penawaran umum.

Sementara, EBA kelas M senilai Rp 24 miliar dan EBA kelas B senilai Rp 260 miliar akan ditawarkan melalui penawaran terbatas.

Terkait suku bunga, masing-masing kelas memiliki suku bunga berbeda. Seri A1 memiliki tingkat suku bunga 8,50 persen dan Seri A2 memiliki tingkat suku bunga 8,75 persen.

Baca juga: Sah, Pahala Mansury dan Chandra Hamzah Masuk BTN

Tak hanya itu, Nixon menuturkan sekuritisasi aset sangat diperlukan mengingat BTN bakal melanjutkan Program Sejuta Rumah di tahun 2020.

“Tahun 2020, kami tetap berkomitmen mendukung Program Sejuta Rumah yang diinisiasi Pemerintah, sehingga rasio kecukupan modal kami harus aman," ucap Nixon.

Dengan merilis Efek Beragun Aset- Surat Partisipasi (EBA-SP), kata Nixon, BTN mampu meningkatkan CAR sekitar 0,08 persen setelah melakukan transaksi sekuritisasi.

"CAR yang membaik inilah yang membuat BTN bisa lebih leluasa melakukan ekspansi kredit perumahan rakyat yang selama ini menjadi bisnis utamanya," tutur Nixon.

Nixon bilang, pendanaan yang diraup lewat aksi korporasi ini tidak perlu dikembalikan sebab BTN menjual putus portofolio KPR dengan kualitas baik (true sale).

Baca juga: Pahala Mansury Cerita Amanah dari Erick Tohir untuk Jabat Dirut BTN

Adapun dalam EBA-SP SMF-BTN 05, Bank BTN berperan sebagai kreditur asal dan penyedia jasa/servicer, SMF sebagai penerbit, arranger dan pendukung kredit, sementara BRI sebagai wali amanat dan Bank Kustodian.

"Dengan menjadi kreditur asal, Bank BTN juga berpotensi meraup pendapatan non bunga atau fee based income sebesar kurang lebih Rp 23 miliar pertahun," ungkapnya.

Sebagai informasi, dilirisnya EBA-SP SMF-BTN 05 membuat BTN genap melakukan 12 kali sekuritisasi aset sejak tahun 2019 dengan total nilai EBA Rp 11,56 triliun.

Adapun penerbitan 2 EBA-SP terakhir mendapat sambutan baik dari investor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Angkutan Lebaran 2024, Kemenhub Siapkan Sarana dan Prasarana Transportasi Umum

Angkutan Lebaran 2024, Kemenhub Siapkan Sarana dan Prasarana Transportasi Umum

Whats New
Reksadana Saham adalah Apa? Ini Pengertiannya

Reksadana Saham adalah Apa? Ini Pengertiannya

Work Smart
Menhub Imbau Maskapai Tak Jual Tiket Pesawat di Atas Tarif Batas Atas

Menhub Imbau Maskapai Tak Jual Tiket Pesawat di Atas Tarif Batas Atas

Whats New
Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

Whats New
Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Whats New
Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Whats New
HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

Whats New
BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com