JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir menghadiri rapat koordinasi dengan Menko Polhukam, Mahfud MD di Kantor Kemenko Polhukam.
Dalam pertemuan tersebut, keduanya membahas terkait radikalisme.
Apalagi radikalisme sendiri telah merambah hingga ke instansi pemerintah. Hanya saja, pertemuan kedua menteri ini tidak membahas dari sisi strategi pertahanannya.
"Kalau soal saran, saya rasa sama dengan Pak Mahfud, bagaimana saya mendapatkan laporan. Beliau dapatkan dari timnya, beliau juga kasih masukan soal radikalisasi yang ada di BUMN," ujar Erick Thohir ditemui usai rakor, Jakarta, Kamis (5/12/2019).
Baca juga: Erick Thohir: Apa yang Saya Lakukan, Bukan karena Tak Suka Menteri Sebelumnya
Hasil pertemuan itu, Erick akan menjalankan saran dari Menko Polhukam agar menindaktegas para penjabat di BUMN yang tepapar radikalisme. Meskipun dirinya lebih paham mengenai perseroan dibandingkan soal radikalisme.
"Tentu saya ikutin, wong Menko loh. Tapi, saya lebih ahli korporasi dibandingkan ahli agama," katanya.
Dari pandangan sebagai ahli korporasi, Erick menilai bahwa orang yang terpapar radikal lebih ke arah gerakan yang tak ada dalam ajaran Islam serta kerap mengorbankan diri sendiri dan orang lain dengan melakukan bunuh diri.
Padahal agama Islam, lanjut Erick, mengajarkan perdamaian.
"Saya rasa mereka punya perasaan positif atas pembangunan. Mereka mendapat masukan yang tidak benar saja. Tapi kalau sampai, mohon maaf Islam yang tidak benar, kalau misalnya kita jihad, kemudian bunuh diri, saya rasa itu bukan Islam yang saya kenal," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.