JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia memiliki potensi ekspor biji plastik hingga 9 juta ton per tahun.
Kasubdit Industri Plastik dan Karet Hilir Kementerian Perindustrian Rizky Aditya Wijaya mengatakan potensi ekspor tersebut bernilai 7 miliar dollar AS.
"Potensi pasar ekspor sangat besar sebagai dampak ditutupnya industri daur ulang plastik di China dengan kapasitas 9 juta ton per tahun," ucap Rizky di Jakarta, Kamis (5/12/2019).
Apabila kemasan plastik paska konsumsi dapat dikelola dengan baik dan dioptimalkan maka produksi daur ulang plastik bisa mencapai dua juta ton per tahun dari kapasitas saat ini yaitu 1,3juta ton.
Baca juga: Sri Mulyani Tagih Cukai Plastik Hingga UU Kenaikan Bea Materai ke DPR
Dengan daya serap 3,36 juta pekerja dari sektor informal seperti pemulung dan pengepul, industri daur ulang memiliki nilai tambah sebesar Rp 10,575 triliun per tahun dan dinilai mampu menggerakkan perekonomian negara sebagai salah satu jalan menuju ekonomi sirkular.
Namun, hal tersebut belum bisa terealisasi dalam waktu dekat, dikarenakan beberapa hal.
Salah satu alasannya, masih terbatasnya industri plastik dalam negeri yang bisa mengolah sampah plastik.
"Saat ini industri pengolahan plastik itu hanya ada sekitar 1.300, ini tidak termasuk pemulung," ucapnya
Baca juga: Coca-Cola Tak Khawatir Ada Diet Plastik, Apa Sebabnya?
Menurut Rizky yang menjadi masalah paling utama adalah masyarakat Indonesia belum bisa memilah sampah-sampah plastik dan pemerintah juga belum bisa melakukan manajemen sampah plastik dengan baik.
Sebab, saat ini hanya ada satu jenis truk sampah untuk mengangkut semua sampah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.