Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harapkan UMKM Naik Kelas, Pemerintah Lakukan 5 Hal Ini

Kompas.com - 09/12/2019, 17:32 WIB
Elsa Catriana,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Saat ini pemerintah Indonesia terus menggenjot dan mendorong agar UMKM Indonesia naik kelas.

Tercatat dari total 64,2 juta UMKM di Indonesia dan berkontribusi 60,34 terhadap PDB nasional. Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, untuk menggenjot dan mendukung UMKM naik kelas ada lima arah kebijakan yang dilakukan pemerintah.

Pertama, pengembangan Koperasi UMKM yang diberlakukan dengan pendekatan komunitas. Teten menjelaskan, UMKM akan lebih didorong menyentuh komunitas-komunitas sentra industri.

"Nanti akan diusahakan One Village One Product, kita konsentrasi pada produk unggulan dalam suatu daerah misalnya Bukittinggi, identik dengan daging rendang atau atau daerah Aceh, Sumatera ataupun Jawa Barat identik dengan kopi," ujarnya di Jakarta, Senin (9/12/2019).

Baca juga: PP e-Commerce Wajibkan Izin Usaha, Mendag Bakal Prioritaskan UMKM

Kedua, Teten menjelaskan, Prioritas pada sekotor ril yang berorientasi ekspor dan subsitusi impor. Tercatat angka ekspor yang dilakukan UMKM Indonesia hanya 14 persen, bila dibanding daerah lain seperti Malaysia sebanyak dua kali lipat dari angka ekspor Indonesia.

"Harusnya kita punya market intelligent sehingga persaingan dibawa ketat dan harus diarahkan," lanjutnya.

Ketiga, pemberdayaan lintas sektoral dan melibatkan pihak ketiga sebagai offtaker. Teten mengatakan sistem UMKM Indoensia tidak didesain dalam bentuk rantai pasok sehingga tidak terhubung.

Keempat, pengembangan UMKM dilakukan secara variatif sesuai dengan karakteristik dan level UMKM. Setiap UMKM pasti memiliki tingkat yang berbeda-beda, oleh sebab itu pemerintah perlu melakukan pengembangan UMKM secara seragam.

Kelima, modernisasi dan inovasi teknologi. Saat ini pemerintah berusaha melakukan UMKM berbasis penjualan online namun melalui diberi pelatihan kepada masyarat baik dari segi kemasan makanan dan disiplin waktu juga sangat perlu ditekankan.

Baca juga: Kemenkop dan UKM Perkuat Sinergi dan Konsolidasi Pengembangan UMKM

"Kita tahu online harus siap selama 24 jam, disitu dibutuhkan harus dibeli dan kita UMKM harus melakukan proses pacakgingan tepat wakru, belum lagi ketika ada pelanggan yang menelefon untuk memesan harus siap sampai kesana," jelasnya.

Lebih lanjut Teten menjelaskan mengenai role map UMKM selama tiga tahun kedepan diaharapkan mampu naik dengan angka yang signifikan.

Pada 2020, diharapkan potensi ekspor UMKM sebesar 18,12 persen, PDB UMKM naik menjadi 61 persen, rasio kewirausahaan nasional sebesar 3,55 persen dan terwujudnya koperasi modern sebanyak 25 unit.

Pada tahun 2021, potensi ekspor UMKM sebesar 21,14 persen, PDB UMKM naik sebesar 62 persen, rasio kewirausahaan Nasional sebesar 4,05 persen dan terwujudnya koperasi modern sebanyak 50 unit.

"Paling tidak dari segi ekspor kita bisa naik pada tahun 2024 sebesar jumlah eskpor Malaysia tahun ini dan semoga kalau kita bekerja sama dan berkoordinasi kita bisa optimis UMKM Indonesia bisa naik kelas," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com