Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

The Fed Memutuskan untuk Menahan Suku Bunga Acuan

Kompas.com - 12/12/2019, 07:10 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber CNBC

WASHINGTON, KOMPAS.com — Bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve memutuskan menahan suku bunga mereka di kisaran 1,5 persen hingga 1,75 persen.

Berdasarkan rapat yang dilakukan selama dua hari berturut-turut oleh pejabat The Fed mengindikasikan kebijakan moneter kemungkinan akan tetap di tempatnya untuk waktu yang tidak ditentukan, meskipun para pejabat akan terus memantau kondisi ketika mereka berkembang.

Seperti dikutip dari CNBC, Kamis (12/12/2019), keputusan untuk mempertahankan suku bunga tetap dicapai dengan suara bulat seluruh pejabat bank sentral. Hal ini berbeda dari beberapa pertemuan terakhir.

"Komite menilai bahwa sikap kebijakan moneter saat ini sesuai untuk mendukung ekspansi berkelanjutan kegiatan ekonomi, kondisi pasar tenaga kerja yang kuat, dan target inflasi 2 persen," jelas pernyataan tertulis The Fed.

"Komite akan terus memantau implikasi informasi yang masuk untuk prospek ekonomi, termasuk perkembangan global dan tekanan inflasi yang diredam, karena menilai jalur yang tepat dari kisaran target untuk tingkat dana federal," jelas keterangan tertulis tsrsebut.

Baca juga: BI Buka Peluang Turunkan Suku Bunga pada Awal 2020

Adapun sepanjang tahun 2019 ini bank sentral AS tersebut telah menurunkan suku bunga acuan hingga tiga kali.

Sementara ke depan, Gubernur The Fed Jerome Powell pun mengindikasikan kebijakan bank sentral saat ini sudah tepat dan tidak akan berubah selama kondisi masih tetap sama.

Dikutip dari CNN, 13 dari 17 peserta di badan penetapan kebijakan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) mengantisipasi tingkat suku bunga dipertahankan pada tahun 2020. Hanya empat anggota memproyeksikan suku bunga mungkin perlu dinaikkan satu tingkat lebih tinggi.

Hal tersebut bisa mengecewakan Presiden Donald Trump yang dalam setahun terakhir terus menekan Powell untuk memangkas suku bunga jauh lebih rendah.

Pada 18 November lalu, Trump pun baru saja bertemu dengan Powell. Dalam akun Twitternya, Trump mengatakan dirinya baru saja proyes kepada Powell, suku bunga terlalu tinggi jika dibandingkan dengan negara lain.

Dirinya pun menyalahkan bank sentral terhadap pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat yang melambat.

Adapun dalam keteranvan tertulis The Fed pun menjelaskan, inflasi tetap rendah selama satu dekade terakhir. Departemen Perdagangan melaporkan pada hari Rabu bahwa harga konsumen naik hanya 2,1 persen dari tahun lalu, tetapi inflasi secara keseluruhan tetap di bawah kisaran target 2 persen The Fed.

Pasar saham berubah positif ketika Powell menyarankan suku bunga tidak perlu naik.

Sejak pertemuan Fed terakhir pada bulan Oktober, Guberjur Fed dan rekan-rekannya telah memberi indikasi kebijakan moneter berada di "tempat yang baik" dan mungkin tidak akan berubah selama beberapa waktu kecuali ada perubahan mendasar.

Powell pun mengatakan pertumbuhan ekonomi global yang lambat dan ketidakpastian perdagangan yang terus-menerus sebagai dua ancaman terhadap ekonomi AS.

Untuk tahun ini, The Fed mempertahankan prospeknya untuk ekonomi AS, yang diperkirakan akan tumbuh sebesar 2,2 persen, dan kemudian melambat menjadi 2 persen tahun depan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com