Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

OVO Bantah Bakal Diakuisisi oleh Emtek

Kompas.com - 14/12/2019, 18:30 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Direktur OVO Karaniya Dharmasaputra membantah kabar akuisisi OVO oleh Emtek Grup. Hal ini diungkapkan Karaniya saat ditemui di Lapangan Banteng Jakarta Pusat, Sabtu (14/12/2019).

Karaniya menyebutkan hingga saat ini belum ada kesepakatan apapun terkait dengan akuisisi tersebut.

"Belum, enggak benar itu. Faktanya pokoknya sampai sekarang belum ada perjanjian apapun yang ditandatangani (dengan Emtek)," katanya.

Baca juga: Mochtar Riyadi: Kami Terus Bakar Uang di OVO, Mana Kuat..

Terkait pembicaraan yang sudah dilakukan OVO dengan Emtek Grup, ia berdalih bahwasannya pembicaraan dilakukan tak hanya dengan Emtek Grup saja. Namun juga dengan perusahaan teknologi lainnya.

"Pokoknya itulah, kalau pembicaraan kan itu kami slelalu berbicara pada semua pihak. Kami bicara dengan Tokopedia, Warung Pintar, Bukalapak, Dana dan Gopay," jelasnya.

Lebih lanjut, Karaniya menyebut OVO merupakan bentuk finansial teknologi yang penerapannya melalui kolaborasi. Sehingga akan selalu ada pembicaraan mengenai pengembangan perusahaan.

Baca juga: Valuasi OVO Rp 41 Triliun, Berapa yang Diraup Lippo jika Melepas 70 Persen Saham?

"Kami tiap hari selalu bicara, kan teman. Kaya tadi sama ibu Sahara (pengusaha sembako) kita diajakin sinergi. Jadi karakter fintech itu kolaborasi," jelasnya.

Rumor yang berkembang menyebut Lippo sudah menawarkan saham OVO ke Emtek Grup. karena tidak kuat bakar duit. Hal ini dilakukan lantaran Lippo tak mau lagi bakar uang di OVO.

"Itu suatu yang wajar dimana founder pasti mengundang investor baru karena yang kami butuh itu teknologi dan capital. Memang ada kebutuhan perusahan berekspansi," jelasnya.

Baca juga: Erick Thohir Ingin Batalkan Pembangunan Gedung Arsip BUMN

Ia juga tidak membenarkan alasan penjualan saham OVO karena startup tersebut terus menerus bakar duit dan sedang dalam masa sulit.

Ini dibuktikan dengan jumlah pengguna aktif bulanan OVO naik 12 kali lipat pada Oktober 2019. Selain itu, malah divisi atau purchase value naik 19 kali secara tahunan. Sementara total dana yang disimpan di portofolio naik 7-8 kali.

"Revenue kita juga bertumbuh hampir 19 kali. Revenue lho, jadi kalau dibilang bakar duit dan mau collaps ya enggak, orang revenue kita tmubuh 19 kali kok, dan kita baru 2 tahun," jelasnya.

Baca juga: Erick Thohir Ungkap Beratnya Jadi Dirut di Garuda Dibanding BUMN Lain

Rencana penjualan 70 persen saham OVO oleh Lippo Group cukup mengagetkan. Pasalnya, jaringan OVO sudah merambah keseluruh penjuru.

Sebelumnya, pihak Lippo Group menyebut pihaknya terpaksa melepas 70 persen aset saham yang ada pada aplikasi penyedia layanan digital OVO. Pendiri Lippo Group Mochtar Riady mengatakan saat ini, saham Lippo di PT Visionet International (OVO) hanya tersisa 30 persen.

Baca juga: Jangan Kaget, Pertamina Juga Punya Bisnis Cuci Mobil

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com