Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mentan Khawatir Wabah Flu Babi di Sumut Ganggu Ekspor RI

Kompas.com - 19/12/2019, 09:08 WIB
Mutia Fauzia,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengkhawatirkan ekspor babi dari Indonesia akan terganggu akibat adanya wabah flu babi Afrika yang menjangkit populasi babi di kawasan Sumatera Utara.

Meski begitu ia berharap hal tersebut tidak mengganggu ekspor karena pasokan babi ekspor tak hanya berasal dari Sumatera Utara saja, namun ada juga dari daerah lain.

"Katakanlah negara lain tidak salah prediksi kan bisa jadi bisa berakibat 10 tahun mereka enggak bisa terima ekspor kita. Tapi di mananya kan daerah Indonesia luas banget Saya berharap enggak menganggu ekspor," ujarnya di Jakarta, Rabu (18/12/2019).

Baca juga: Jelang Natal dan Tahun Baru, Mentan: Stok Beras Aman!

Syahrul mengatakan, pihaknya telah mendeklarasikan kawasan tersebut telah terjangkit wabah demam babi Afrika atau African Swine Fever (ASF).

Syahrul pun mengatakan, pihaknya telah meminta 16 pemerintah kabupetan dan kota di Sumatera Utara yang terjangkit wabah demam babi untuk mengisolasi sejumlah tempat.

"Tapi tidak seluruh Indonesia, hanya kabupaten-kabupaten tertentu di Sumatera Utara dan sudah dalam penanganan yang sangan serius termasuk mengisolasi daerah-daerah itu," ujar Syahrul

Baca juga: Ada Virus Demam Babi, Inflasi China Tertinggi dalam 15 Bulan

Dia pun memaparkan untuk babi-babi yang sudah positif terdampak akan dimusnahkan. Selain itu, bangkai babi pun harus dikubur sesuai dengan prosedur. Harapannya, wabah demam babi tak meluas.

"Kalau sudah terjangkit berarti di daerah itu harus dimusnahkan. Dikubur dengan cara-cara yang sudah dilakukan," jelas dia.

Seperti di diberitakan sebelumnya, hingga 11 Desember, jumlah babi mati di Sumatera Utara (Sumut) akibat virus hog cholera atau kolera babi sudah mencapai 27.070 ekor di 16 kabupaten.

Baca juga: Mentan Ingin Rp 50 Triliun KUR Mengalir ke Sektor Pertanian

Matinya puluhan ribu babi itu terjadi sangat cepat. Dalam satu hari, angka kematian yang terlapor rata-rata 1.000 - 2.000 ekor per hari.

Balai Veteriner Medan sudah menyatakan babi yang mati selain terjangkit hog cholera, juga terindikasi virus demam babi afrika atau African Swine Fever (ASF).

Baca juga: Kenapa Benih Lobster Tak Dibudidaya Saja? Ini Kendalanya Kata KKP

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com