Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

OJK soal Gagal Bayar Jiwasraya: Enggak Apa, yang Penting Cari Jalan Keluar

Kompas.com - 25/12/2019, 19:39 WIB
Mutia Fauzia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Asuransi Jiwasraya (Persero) tengah terlilit kasus gagal bayar polis senilai belasan triliun rupiah.

Tak hanya nasabah dalam negeri, banyak pula nasabah asing mulai dari Korea Selatan, India hingga warga negara Belanda yang turut menjadi korban gagal bayar polis asuransi pelat merah tersebut.

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso mengatakan, masalah yang dihadapi Jiwasraya seharusnya bisa menjadi pelajaran bagi perusahaan asuransi lain. 

Sehingga, ke depannya hal serupa tidak berulang dan perusahaan asuransi bisa kembali memberi kontribusi kepada masyarakat.

Baca juga: Berkaca Kasus Century, Mungkinkah Pemerintah Bailout Jiwasraya?

"Ya enggak apa-apa, yang penting kita cari jalan keluar ke depannya sehingga nanti bisa memberikan kontribusi kepada masyarakat," ujar Wimboh ketika ditemui di Jakarta, Rabu (25/12/2019).

Wimboh pun optimistis perekonomian ke depan akan membaik meski saat ini salah satu indikator perekonomian, yaitu penyaluran kredit perbankan tengah menunjukkan perlambatan. Hal tersebut disebabkan oleh kondisi ekonomi dunia yang memang tengah mengalami perlambatan.

Namun demikian, dengan pertumbuhan ekonomi yang berada di atas 5 persen, Wimboh menilai ekonomi Indonesia jauh lebih baik jika dibandingkan dengan negara lain.

"Negara lain lebih parah. Tapi kita enggak boleh lengah. Kita harus mencari sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru yang kita ciptakan," ujar dia.

Baca juga: Jangan Sampai Penyelamatan Jiwasraya Jadi Beban BUMN Asuransi Lain

Upaya yang perlu dilakukan adalah dengan memperluas kesempatan kerja dan memperbesar ekspor. Sehingga dengan demikian, ekonomi RI yang sebagian besar disokong oleh konsumsi domestik bisa memiliki ketahanan dalam menghadapi tantangan di kancah global.

Selain itu, Indonesia juga harus melakukan efisiensi dalam menjalankan program-program yang mendukung perekonomian.

"Prosesnya dipercepat, perizinan kita sinergi seluruh sektor dan untuk sektor keuangan harus lebih proaktif untuk mendorong pertumbuhan," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com