Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2020, Pemerintah Buka Peluang Impor Daging Sapi dan Kerbau

Kompas.com - 26/12/2019, 16:23 WIB
Fika Nurul Ulya,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah berencana mengimpor daging sapi dan kerbau baik dalam bentuk olahan maupun sapi bakalan (satuan ekor) di tahun 2020.

Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian (Kementan) Agung Hendriadi mengatakan, rencana awal impor daging sapi dan kerbau berkisar 60.000 ton. Angka impor itu tidak ada kenaikan dengan tahun 2019.

"60.000 ton. Kira-kira sama seperti tahun ini. Enggak ada kenaikan. Tadi sudah diputuskan, tapi ini sementara (rencana) untuk tahun 2020," kata Agung di Jakarta, Kamis (26/12/2019).

Baca juga: Libur Natal dan Tahun Baru, Stok Daging Ayam dan Sapi Aman

Diketahui, kebutuhan konsumsi daging kerbau mencapai  600.000 ton. Agung merinci, pemerintah berencana mengimpor daging kerbau sebesar 60.000 ton dan sapi bakalan sebesar 550.000 ekor.

Sementara daging sapi dan kerbau olahan untuk industri berkisar 129.000 ton.

Meski sudah memutuskan kuota awal, Agung menyebut pemerintah belum memutuskan negara mana yang bisa mengimpor daging sapi dan kerbau ke RI. Mereka masih memilah untuk menjaga harga daging di pasar RI tetap stabil.

"Ini baru rencana awal. baru kuota saja. Kita masih cari. Dari Brazil, Australia. Kita libat dan kita pelajari kemungkinannya. Yang jelas untuk menekan harga turun," ucap Agung.

Baca juga: Banjir Permintaan dari Asia, Ekspor Daging Sapi AS Catat Rekor

Untuk menjaga agar harga tetap stabil, kuota impor dan negara asal impor pun sewaktu-waktu dapat berubah. Pemerintah bakal membeli harga daging yang relatif murah sehingga harganya bisa terjangkau.

"Ya bisa berubah. Kita pelajari ya kemungkinannya. Kita pelajari yang murah. Ya kalau beli yang murah dong. Masa beli yang mahal," pungkasnya.

Seperti diketahui, impor daging sapi dilakukan untuk stabilisasi harga daging di pasaran. Pasalnya, defisit kebutuhan daging sapi diprediksi semakin melebar pada 2020 karen timpangnya produksi dengan konsumsi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com