Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selain Sagu, Kementan Coba Kembangkan Padi di Kawasan Indonesia Timur

Kompas.com - 31/12/2019, 21:06 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pertanian (Kementan) bakal melakukan upaya penanaman beragam jenis komoditi di kawasan Timur Indonesia. Tak terkecuali Padi yang hakikatnya butuh lahan besar dan ragam perawatan yang tidak mudah.

"Dan yang kita upayakan juga adalah mengangkat pangan lokal kita contoh misalnya sagu, tapi mungkin yang agak terkendala adalah padi," kata Kepala Badan Ketahanan Pangan Agung Hendriadi di Toko Tani Indonesia Center, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa (31/12/2019).

Namun demikian ia menyiasati penanaman padi yang butuh lahan besar dengan jenis padi gogo. Padi Gogo merupakan varietas padi yang bisa ditanam di beragam jenis lahan termasuk lahan kering.

Baca juga: Wabah Demam Babi, Ini Imbauan Kementan

Selain itu penggemburan tanah untuk menanam padi Gogo tak perlu pakai traktor, pengairan juga cukup dengan curan hujan. Hal ini dinilai cocok bagi lahan dengan minim irigasi.

"Sembilan bahan pokok semua bisa tumbuh, mungkin yang agak terkendala adalah contohnya padi. Padikan harus cetak sawah, mungkin kita kembangkan padi Gogo dan sebagainya. Artinya semua komoditas kita coba," jelas Agung.

Adapun beragam tanaman yang bakal ditanam tidak terbatas pada iklim. Selama tanaman atau varietas tersebut sesuai dengan kondisi curah hujan dan geografis, maka tanaman tersebut akan dibudidayakan misalnya cabai, bawang dan tomat.

Baca juga: Kelam di 2019, Bagaimana Nasib Bisnis Penerbangan pada 2020?

Sementara pangan unggulan di timur Indonesia adalah sagu. Agung menjelaskan sagu sudah mulai banyak diproduksi. Maka dari itu, pangan lokal sagu ini akan semakin ditingkatkan untuk substitusi kebutuhan karbohidrat.

"Sekarang kami juga membangun pengolahan sagu di Merauke. Kemudian ada singkong dan ada modified cassava flour. Itu yang juga kami dorong kembangkan. Artinya pangan lokal kita juga kita tingkatkan sebaga substitusi kebutuhan karbohidrat," tegas Agung.

Baca juga: Jadwal Kereta MRT Terakhir Saat Malam Tahun Baru

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com