Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Sektor UMKM Ini Bakal Berjaya di Tahun 2020

Kompas.com - 03/01/2020, 12:46 WIB
Kiki Safitri,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Di tahun 2020 ini, terdapat dua sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang diprediksi akan bertahan di tengah kondisi ekonomi yang menantang.

Kedua sektor usaha tersebut adalah kuliner dan fashion.

Ketua Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) M Ikhsan Ingratubun menyebutkan dua sektor ini mampu bertahan karena menggunakan bahan baku dalam negeri yang mampu menekan biaya.

"Sektor yang bisa bertahan itu ya di sektor kuliner dan fashion. Kenapa hanya sektor ini? Karena dua sektor ini yang tidak bergantung pada produk impor untuk bahan bakunya," kata Ikhsan kepada Kompas.com, Kamis (2/1/2020).

Baca juga: Banjir Landa Jabodetabek, UMKM Merugi

Adapun jenis UMKM yang bakal bertahan di tahun 2020 adalah jenis kuliner seperti produk olahan protein hewani (ayam) dan warung kopi.

"Ya seperti warung kopi dan produk ayam masih bertahan. Karena untuk produk kuliner memang taste masyarakat kita masih primadona untuk kuliner khas Indonesia," katanya.

Hal ini juga dibenarkan oleh Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki. Beberapa waktu lalu, Teten menyebut usaha di sektor makanan dan minuman atau F&B akan sangat diminati dan mampu bertumbuh di tahun 2020.

"Di sektor menengah itu, yang lagi growing terutama di sektor makanan dan minuman, apalagi investor banyak yang bertanya, sektor unggul mana yang bisa cocok ditanamkan investasi?" jelas Teten.

Baca juga: Mau Seperti Kopi Kenangan, UKM Tak Boleh Hanya Andalkan KUR

Teten menjelaskan di sektor kopi sudah masuk investasi asing sebesar 7 juta dollar AS sampai dengan 9 juta dollar AS per akhir tahun 2019. Hal ini terlihat dari salah satu UMKM yang mendapat pendanaan asing seperti brand Kopi Kenangan pada akhir tahun lalu.

Sementara untuk UMKM di sektor fashion, dinilai Ikhsan mampu bertahan karena bahan baku tekstil sudah bisa diolah dalam negeri.

"Fashion itu kita kan produksi tekstilnya besar. Misalkan saja produksi tekstil dari Jawa Barat. Kita mampu memproduksi bahan baku. Dengan itu, maka kita bisa mereduce cost dan kita bisa berjualan barang dengan harga murah," ungkap Ikhsan.

Di sisi lain, Ikhsan mengeluhkan beragam tarif mengalami kenaikan. Yang mana, ini dinilai akan menyulitkan UMKM bersaing, karena biaya utamanya harus disesuaikan dengan harga jual produk.

"Tapi reduce cost ini berlawanan (dengan ketersediaan bahan baku lokal) karena ada beberapa kenaikan biaya seperti biaya listrik naik, walaupun yang 900 VA batal naik, yang di atas 900 VA bagaimana? Tarif tol dan transportasi juga naik, sehingga UMKM kita enggak mampu bersaing di negeri sendiri," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

7 Instrumen Kebijakan Fiskal yang Sering Digunakan di Indonesia

7 Instrumen Kebijakan Fiskal yang Sering Digunakan di Indonesia

Whats New
Kemenhub Tambah 10.000 Kuota Mudik Gratis 2024 Menggunakan Bus

Kemenhub Tambah 10.000 Kuota Mudik Gratis 2024 Menggunakan Bus

Whats New
CKB Logistics Optimalkan Bisnis Melalui Kargo Udara

CKB Logistics Optimalkan Bisnis Melalui Kargo Udara

Whats New
Angkutan Lebaran 2024, Kemenhub Siapkan Sarana dan Prasarana Transportasi Umum

Angkutan Lebaran 2024, Kemenhub Siapkan Sarana dan Prasarana Transportasi Umum

Whats New
Reksadana Saham adalah Apa? Ini Pengertiannya

Reksadana Saham adalah Apa? Ini Pengertiannya

Work Smart
Menhub Imbau Maskapai Tak Jual Tiket Pesawat di Atas Tarif Batas Atas

Menhub Imbau Maskapai Tak Jual Tiket Pesawat di Atas Tarif Batas Atas

Whats New
Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

Whats New
Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Whats New
Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Whats New
HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

Whats New
BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com