Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/01/2020, 12:39 WIB
Muhammad Idris,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kawasan Timur Tengah tengah memanas. Sebagai pembalasan atas Jenderal Qasem Soleimani, Iran menyerang pangkalan militer Amerika Serikat (AS) dan sekutunya di Irak dengan puluhan peluru kendali (rudal).

Dengan situasi di ambang perang, sebenarnya seberapa kuat militer kedua negara dilihat berdasarkan pertahanannya?

Dikutip Kompas.com dari Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), sebuah lembaga riset kekuatan militer dunia yang berpusat di Swedia, AS memiliki alokasi anggaran militer yang terbilang sangat besar atau yang paling boros di dunia.

Pada tahun 2018, anggaran belanja militer AS mencapai 648 miliar dollar AS atau setara dengan 9.025 triliun (kurs Rp 13.927). Sebagai negara adidaya, wajar jika pos belanja militer Negeri Paman Sam sangat besar.

Sebagaimana dicatat SIPRI, anggaran militer AS mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Pada 2017, AS mengalokasikan 605 miliar dollar AS untuk belanja militer.

Sementara Iran, anggaran pos pertahanan pada periode tahun yang sama, nilainya 13,195 miliar dollar AS atau setara Rp 183 triliun.

Baca juga: Konflik AS-Iran Memanas, Pertamina Evakuasi Pekerjanya di Irak

Belanja militer Iran juga mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Pada 2017, Teheran mengalokasikan anggaran pertahanan sebesar 13,93 miliar dollar AS, dan pada 2016 sebesar 15,74 miliar dollar AS.

Sementara jika membandingkan dengan seteru lamanya di Timur Tengah, yakni Israel dan Arab Saudi, anggaran belanja militer Iran juga relatif lebih kecil. Keduanya sejak lama merupakan sekutu AS di kawasan tersebut.

Di 2018 Arab Saudi menggelontorkan 67,55 milliar dollar AS atau yang terbesar di antara negara-negara Timur Tengah. Setali tiga uang, Israel juga memiliki anggaran pertahanan besar yakni 15,94 miliar dollar AS.

Nilai anggaran militer yang dirilis SIPRI sendiri berasal dari sumber yang terbuka dari masing-masing negara. Artinya, belanja militer setiap negara kemungkinan bisa saja jauh lebih tinggi mengingat kerahasiaan pertahanan negara.

Pembalasan Iran

Seperti diberitakan sebelumnya, sumber keamanan kepada AFP mengungkapkan, serangan itu terjadi dalam tiga gelombang selepas tengah malam waktu setempat.

Setidaknya sumber itu menghitung ada sembilan rudal yang menghantam markas pasukan AS di Ain al-Assad, barat Irak. Sementara Pentagon menerangkan, serangan juga terjadi di instalasi yang menampung koalisi internasional pimpinan AS di Arbil.

Asisten Menteri Pertahanan untuk Urusan Publik, Jonathan Hoffman, menyatakan, rudal itu ditembakkan pukul 17.30 waktu AS pada Selasa (7/1/2020).

"Sudah jelas bahwa serangan tersebut berasal dari Iran, dan menargetkan dua pangkalan militer Irak di al-Assad dan Arbil," ujarnya.

Dalam keterangan terpisah, Gedung Putih memaparkan, Presiden Donald Trump sudah diberi tahu dan memantau perkembangannya. Hoffman melanjutkan, saat ini fokus Pentagon adalah menaksir kerusakan yang terjadi akibat serangan rudal di dua markas tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com