Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bank Dunia Kembali Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global

Kompas.com - 09/01/2020, 11:50 WIB
Mutia Fauzia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

WASHINGTON, KOMPAS.com - Ketegangan hubungan perdagangan antara Amerika Serikat dan China yang mereda nampaknya tak cukup memberi napas segar untuk kondisi perekonomian global.

Bank Dunia dalam laporan pertengahan tahun Global Economic Prospect menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi di banyak negara dalam tiga tahun ke depan dibandingkan dengan proyeksi yang mereka lakukan pertengahan tahun lalu.

Seperti dikutip dari Financial Times, Bank Dunia tak berharap akan ada perbaikan besar paska krisis yang melanda ekonomi global di 2019.

Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi RI Tertinggi Ketiga di Dunia?

Perbaikan signifikan tahun ini hanya akan terjadi jika ada pemulihan hubungan perdagangan antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping. Harapannya, bakal ada pengurangi dalam kebijakan-kebijakan yang memberi ketidakpastian kepada pasar global.

Di dalam laporan tersebut, Bank Dunia memroyeksi tahun ini pertumbuhan ekonomi global akan berada di kisaran 2,5 persen, naik tipis jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar 2,4 persen.

Secara bertahap, ekonomi akan tumbuh hingga 2,7 persen di 2022 mendatang. Proyeksi pertumbuhan tersebut lebih rendah 0,2 persen jika dibandingkan dengan prediksi Bank Dunia akhir Juni lalu.

Baca juga: ADB Turunkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Kawasan Asia, Bagaimana Indonesia?

Lembaga internasional tersebut pun mengatakan, negara-negara maju akan menghadapi tahun yang berat, dengan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat merosot dari 2,3 persen tahun 2019 menjadi hanya 1,8 persen di 2020.

Angka tersebut jauh dari keinginan Presiden Trump yang mengharapkan AS bisa tumbuh di kisaran 3 persen jika dirinya kembali terpilih sebagai presiden.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com