Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rokok hingga Vaksin, Produk Indonesia yang Banyak Diminati Iran

Kompas.com - 09/01/2020, 19:00 WIB
Muhammad Idris,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Iran tengah santer dibicarakan. Ini setelah negara itu menyerang pangkalan militer Amerika Serikat (AS) di Irak dengan lusinan peluru kendali (rudal).

Selama beberapa dekade, Iran berjuang keras bisa mengatasi embargo ekonomi dari AS. Akibat sanksi ekonomi, kegiatan ekspor impor, khususnya migas, yang jadi andalan ekspornya terhambat.

Meski begitu, dengan Indonesia, perdagangan kedua negera relatif terus terjalin dengan baik.

Mengutip Data Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan (Kemendag), dalam laporan 'Peluang Ekspor Indonesia ke Iran', sejumlah produk yang banyak diimpor Iran dari Indonesia antara minyak sawit, kertas dan karton, komponen turbin gas, rokok, karet alam.

Komoditas lainnya seperti ban vulkanisir, vaksin untuk manusia, sepeda motor, piston mesin, teh hitam, kaolin, sabun, deterjen, dan komoditas lain.

Sebaliknya, barang yang banyak diekspor Iran ke Indonesia antara lain bahan kimia anorganik, senyawa kimia, isotop, reaktor nuklir, boiler, minyak, buah-buahan seperti kacang mede dan kurma, ikan, dan komoditas lain.

Baca juga: Fokus Pasar Beralih dari Iran Vs AS, Rupiah Kembali Bangkit

Sementara itu, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor Indonesia ke Iran sepanjang tahun 2018 berturut-turut yakni Januari 27,12 juta dollar AS, Februari 20,02 juta dollar AS, Maret 47,18 juta dollar AS.

Kemudian April 33 juta dollar AS, Mei 23,21 juta dollar AS, Juni 12,65 juta dollar AS, Juli 22,02 juta dollar AS, Agustus 19,13 juta dollar AS, September 23,93 juta dollar AS, Oktober 34,63 juta dollar AS, November 21,,45 juta dollar AS, dan Desember 12,01 juta dollar AS.

Pada tahun 2019, angka ekspor relatif menurun dibandingkan periode 2018 setiap bulannya.

BPS mencatat ekspor Indonesia ke Iran pada Januari 2019 sebesar 5,73 juta dollar AS, kemudian Februari 6,16 juta dollar AS, Maret 6,99 juta dollar AS, April 8,97 juta dollar AS, Mei 8,81 juta dollar AS, Juni 4,85 juta dollar AS.

Berturut turut pada Juli sebesar 8,75 juta dollar AS, Agustus 12,29 juta dollar AS, September 24,98 juta dollar AS, Oktober 16,59 juta dollar AS, dan November 6,74 juta dollar AS.

Sementara pada Desember, BPS belum mengeluarkan nilai perdagangan kedua negara. 

Baca juga: Puluhan Tahun Diembargo AS, Bagaimana Ekonomi Iran?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

Whats New
Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Whats New
Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Work Smart
Heboh Loker KAI Dianggap Sulit, Berapa Sih Potensi Gajinya?

Heboh Loker KAI Dianggap Sulit, Berapa Sih Potensi Gajinya?

Whats New
Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Work Smart
Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Whats New
Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Whats New
Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Whats New
OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

Whats New
Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Whats New
LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Whats New
Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Whats New
Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Earn Smart
Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com