Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perbedaan Saham BP Jamsostek dengan Asabri dan Jiwasraya

Kompas.com - 15/01/2020, 07:01 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Asuransi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia atau Asabri (Persero) dan PT Jiwasraya (Persero) belakangan ini tengah menjadi perhatian publik. Kedua BUMN ini dikabarkan merugi akibat salah kelola dana penempatan.

Usai ditelusuri, penyebab ambruknya kinerja dua BUMN ini karena pengelolaan penempatan dana investasi. Baik Jiwasraya maupun Asabri, sama-sama tersandung saham gorengan.

Namun, berbeda dengan kedua perusahaan plat merah tersebut, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga Kerja (BP Jamsostek) memastikan bahwa dana yang dikelola tidak di tempatkan pada saham gorengan.

Baca juga: Sri Mulyani Bakal Bahas Sengkarut Jiwasraya dan Asabri dengan DPR

Direktur Pengembangan Investasi BP Jamsostek Amran Nasution memastikan bahwa dana kelolaan yang ditempatkan di pasar saham seluruhnya berstasus LQ45 atau saham blue chip.

"Saham kita LQ45. Full LQ 45. Jadi kami enggak mau main yang goreng-gorengan," kata dia di Jakarta, Selasa (14/1/2020).

Amran menjelaskan, meskipun ada saham yang saat ini tidak berstatus LQ45, ia memastikan bahwa saham tersebut sebelumnya sempat masuk ke daftar saham LQ45.

Baca juga: Kasus Asabri: Implikasi Politik Sensitif hingga Butuh Bailout Pemerintah

Salah satu contoh saham yang tidak lagi berstatus LQ45 adalah PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA).

"Kami ada (saham) di Garuda kecil, terus terang dikit karena BUMN kan. Dulu dia LQ45 sekarang udah enggak, keluar. Itu jumlahnya 1,89 persen," ujarnya.

Menurut Amran, saham berstatus LQ45 memiliki kepastian return alias imbal hasil yang jelas. Berbeda dengan saham gorengan yang memiliki risiko jauh lebih besar.

Pada tahun lalu, total dana kelola BP Jamsostek mencapai Rp 431 triliun. Sebanyak 18 persen dana kelola diinvestasikan ke pasar saham.

Lain halnya dengan BP Jamsostek, mengutip Kontan, Hingga November 2019, berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Asabri punya portofolio di 14 saham dengan kepemilikan di atas 5 persen.

Baca juga: [POPULER MONEY] Sosok Benny Tjokro di Pusaran Kasus Jiwasraya dan Asabri

Berikut portofolio saham Asabri antara lain Bank Yudha Bhakti (BBYB) sebanyak 20,13 persen, Alfa Energi Investama (FIRE) sebanyak 23,60 persen, Hartadinata Abadi (HRTA) sebanyak 5,26 persen, dan Island Concept Indonesia (ICON) sebanyak 5,02 persen.

Kemudian Asabri juga memiliki saham di Inti Agri Resources (IIKP) sebanyak 11,58 persen, Indofarma (INAF) sebanyak 13,92 persen, Hanson Internasional (MYRX) sebanyak 5,40 persen, Pelat Timah Nusantara (NIKL) sebanyak 10,31 persen dan Proma Cakawala Abadi (PCAR) sebanyak 25,14 persen.

Adapula kepemilikan saham Asabri di Pool Advista Finance (POLA) sebanyak 7,65 persen, Pool Advista Indonesia (POOL) sebanyak 7,43 persen, PP Property (PPRO) sebanyak 5,33 persen, Sidomulyo (SDMU) sebanyak 18,06 persen dan SMR Utama (SMRU) sebanyak 6,61 persen.

Baca juga: Sri Mulyani Hentikan Aliran Dana ke 56 Desa Fiktif

Sementara itu, Jiwasraya tercatat memiliki saham PT PP Properti Tbk (PPRO). Dimana pada 1 Januari 2018 bernilai Rp 1,03 triliun. Nilai saham itu tinggal Rp 556,7 miliar pada 10 Oktober 2018. Artinya nilai saham PPRO milik Jiwasraya turun sekitar Rp 473,21 miliar.

Jiwasraya juga memiliki saham PT Semen Baturaja Tbk (SMBR). Pada 1 Januari 2018, nilai SMBR milik Jiwasraya sekitar Rp 3,46 triliun. Nilai saham itu menjadi Rp 2,09 triliun pada 10 Oktober 2018 atau turun sekitar Rp 1,37 triliun.

Dalam laporan keuangan yang Jiwasraya, aset berupa saham pada Desember 2017 tercatat sebesar Rp 6,63 triliun, menyusut drastis menjadi Rp 2,48 triliun pada September 2019.

Merosotnya aset paling dalam terjadi pada aset yang ditempatkan di reksa dana. Pada Desember 2017 tercatat sebesar Rp 19,17 triliun, nilainya anjlok menjadi Rp 6,64 triliun pada September 2019.

Baca juga: Simak 4 Tips Ini Sebelum Memulai Bisnis Franchise

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com