Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenkop akan Prioritaskan Pengembangan Bisnis Bambu untuk UMKM

Kompas.com - 17/01/2020, 14:09 WIB
Elsa Catriana,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) Teten Masduki mengatakan pihaknya akan memberikan perhatian khusus untuk perajin produk bambu.

Hal ini sejalan dengan visi Kementerian Lingkungan Hidup (KLHK) untuk memanfaatkan tanah hutan sosial yang sudah diberikan ke masyarakat guna dimanfaatkan untuk meningkatkan taraf ekonomi.

"Saat ini memang kita akan memberikan perhatian khusus untuk pengembangan bambu, lalu kenapa bambu? Karena memang permintaan bambu itu cukup besar untuk industri furniture alat-alat rumah tangga dan barang seni lainnya dan kita juga memiliki tradisi di desa-desa hampir seluruh Indonesia punya tradisi bambu," ujarnya di Jakarta, Jumat (17/1/2020).

Teten mengatakan saat ini di desa-desa Indonesia seperti Jawa, NTT, Sulawesi, Sumatera dan Kalimantan mulai  banyak yang mengembangkan bisnis tanaman bambu. 

"Jadi nanti makanya kita akan coba scaling up bambu yang seperti apa yang akan diproses, apakah prosesnya nanti sampai setengah jadi atau bagaimana," jelasnya.

Adapun kualitas bambu yang dimiliki Indonesia sangat bagus. Bahkan Teten mengklaim kualitasnya mengalahkan kualitas kayu Ulin yang kerapatannya tahan 100 hingga 200 tahun.

"Fungsinya juga kalau diolah bisa berbagai macam seperti bisa dipakai untuk bio masa, pembangkit listrik atau pengganti batu bara dan banyak lah. Jadi saya kira ini masuk dalam komoditif unggul karena punya impact sosial ekonomi bagi masyarakat," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com