Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bidik Potensi Bisnis di Natuna, Perindo Minta Modal ke Pemerintah

Kompas.com - 22/01/2020, 15:16 WIB
Kiki Safitri,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Perum Perindo dan PT Perinus ditunjuk untuk melakukan pengembangan sektor perikanan di Natuna. Untuk itu, dibutuhkan modal untuk memaksimalkan potensi perikanan di Natuna.

Farida Mokodompit, Direktur Utama Perindo mengatakan butuh investasi sekitar Rp 30 miliar untuk memaksimalkan penyerapan hasil perikanan kawasan tersebut.

Dengan demikian, Perindo akan menambah sampai dengan kapasitas 1.000 ton cold storage.

“Kemarin saya dengar ada 100 kapal. Menurut saya 1.000 ton juga oke. Karena potensi Natuna itu besar sekali. Kalau kapasitan 1000 ton, awalnya bisa terisi 80 persen investaisnya kurang lebih sekitar Rp 30 miliaran,” kata Farida usai rapat bersama komisi IV di Gedung DPR/ MPR RI Senayan, Selasa (22/1/2020).

Baca juga: Perindo Gandeng BUMN Kembangkan Lahan Idle untuk Tambak Udang

Farida mengatakan saat ini Perindo memiliki cold storage dengan kapasitas 200 ton.

Sementara itu Perindo terus berupaya melakukan penyerapan hasil perikanan nelayan setempat untuk konsumsi dalam negeri dan ekspor.

“Perindo mengekspor gurita dan ikan dari Natuna. Yang kami harapkan dari pemerintah itu adalakh dukungan modal kerja. Karna di Natuna ngambilnya dari nelayan kecil. Dari nelayan kecil itu yang kami tampung di masukkan ke cold storagenya. Sejauh ini dengan tampungan 200 ton masih cukup,” jelasnya.

Lebih lanjut, rencana penambahan armada kapal, tentunya membutuhkan sarana cold storage yang lebih besar.

Cold storage yang besar tentunya harus memiliki daya listrik yang memadai juga. Namun saat ini Natuna sudah tercukupi.

Baca juga: Bangun Cold Storage di Natuna, Perinus Minta Pemerintah Lengkapi Infrastruktur

“Listrik itu dulu kan kesulitan sekali. Sekarang ada beberapa trafo yang bisa kita perbaiki,” kata Farida.

Di sisi lain, untuk meningkatkan produkstifitas nelayan maka ia berharap adanya campur tangan pemerintah dalam mendirikan pabrik es balok. Hal ini dimana nelayan selalu kesulitan dalam menyimpan tangkapan hasil lautnya.

“Sekarang mereka melaut menggunakan es yang dibuat sendiri dirumah mereka. Bukan es batu kotak. Mereka butuhnya yang es batu kotak,” jelasnya.

Pun Farida berharap pemerintah mendukung upaya peningkatan ekspor perikanan dengan kapal-kapal yang bisa langsung ke negara tujuan Jepang, Vietnam dan China.

Sehingga tak perlu lagi memakan biaya untuk transit di Jakarta seperti yang selama ini terjadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com