Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BNI Raup Laba Bersih Rp 15,38 Triliun di Akhir 2019

Kompas.com - 22/01/2020, 17:19 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (KOMPAS100: BBNI) atau BNI mencatatkan laba bersih sebesar Rp 15,38 Triliun atau meningkat 2,5 persen jika dibandingkan dengan priode sebelumnya yang sebesar Rp 15,02 triliun.

Namun demikian, pertumbuhan tersebut jauh melambat jika dibandingkan dengan pertumbuhan laba tahun lalu yang mencapai 10,3 persen.

Sementara untuk Laba Operasional Sebelum Pengadangan (PPOP) pada akhir 2019 sebesar Rp 28,32 triliun atau tumbuh 5 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Direktur Keuangan BNI Aryo Bimo menjelaskan, pertumbuhan laba tersebut adalah akumulasi dari pertumbuhan pendapatan bunga bersih yang sebesar Rp 36,6 triliun atau tumbuh 3,3 persen (yoy).

Adapun pertumbuhan pendapatan non bunga (fee based income/FBI) sebesar 18,1 persen menjadi Rp 11,36 triliun. Tahun lalu, FBI BNI tercatat mencapai Rp 9,62 triliun.

"Pertumbuhan FBI ini ditopang oleh pertumbuhan recuring fee sebesar 17,7 persen (yoy). Sekitar 27,4 persen dari FBI yang terhimpun, berasal dari aktivitas bisnis luar negeri," jelas Ario ketika memberi keterangan pers di Jakarta, Rabu (22/1/2020).

Baca juga: BNI Tinggalkan WeChat dan AliPay, Ini Alasannya

Ario menjelaskan kenaikan FBI dikontribusi oleh pertumbuhan pada segmen konsumer banking, yaitu dari komisi pengelolaan kartu debit tumbuh 39,6 persen, komisi pengelolaan rekening naik 16,3 persen, komisi ATM meningkat 13,2 persen, dan komisi bisnis kartu kredit tumbuh 10,6 persen (yoy).

FBI juga ditopang oleh aktivitas pada segmen bisnis banking yang menghasilkan komisi dari surat berharga yang tumbuh 86,9 persen, komisi kredit sindikasi tumbuh 56,8 persen, serta komisi trade finance tumbuh 4,8 persen.

Pertumbuhan bisnis BMI tersebut didukung oleh pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) berbiaya rendah pada tahun 2019. DPK BNI pada akhir th 2019 terhimpun sebesar Rp 614,31 Triliun atau tumbuh 6,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2018 sebesar Rp 578,78 triliun.

DPK tersebut terutama ditopang oleh pertumbuhan gito sebesar 22,3 persen (yoy) Dana murah yang terhimpun tersebut memperbaiki rasio CASA BNI menjadi 66,6 persen.

"Membaiknya CASA tersebut menyebabkan BNI dapat menjaga cost of fund terjaga pada level 3,2 persen," ujar Aryo.

Adapun posisi rasio kecukupan modal (CAR) tercatat sebesar 18 5 persen.

Ario pun menyampaikan pada akhir 2019 BNI mencatatkan total ase5 sebesar Rp 845,61 Triliun atau tumbuh 4,6 persen dibandingkan dengan akhir 2018 yang mencapai Rp 808,47 triliun.

Ario menilai pertumbuhan aset tersebuy jauh melampaui pertumbuhan aset di industri psrbankan yang mencapai 5,9 persen per Oktober 2018. Adapun kontribysi lima anak usaha BNI tumhuh 33,3 persen (yoy). Kinerja anak usaha menyumbang 11,6 persen dari laba BNI secara keseluruhan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan jadi 6,25 Persen

Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan jadi 6,25 Persen

Whats New
Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Earn Smart
Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Earn Smart
Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang Jika Mau Maju

Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang Jika Mau Maju

Whats New
United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

Whats New
Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Whats New
Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Whats New
KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Earn Smart
Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Whats New
Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Whats New
Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Whats New
Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya

Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Tahun Pertama Kepemimpinan Prabowo, Rasio Utang Pemerintah Ditarget Naik hingga 40 Persen

Tahun Pertama Kepemimpinan Prabowo, Rasio Utang Pemerintah Ditarget Naik hingga 40 Persen

Whats New
Revisi Aturan Impor Barang Bawaan dari Luar Negeri Bakal Selesai Pekan Ini

Revisi Aturan Impor Barang Bawaan dari Luar Negeri Bakal Selesai Pekan Ini

Whats New
Pacu Kontribusi Ekspor, Kemenperin Boyong 12 Industri Alsintan ke Maroko

Pacu Kontribusi Ekspor, Kemenperin Boyong 12 Industri Alsintan ke Maroko

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com